REPUBLIKA.CO.ID, SHEPHERD’S BUSH -- Seorang pekerja toko Muslim telah memenangkan hampir 30 ribu poundsterling atau setara Rp 500 juta setelah dia mengklaim bosnya melempar buah busuk dan menyuruhnya untuk mengenakan pakaian yang lebih ketat.
Wanita Muslim, yang tidak dapat disebutkan namanya karena alasan hukum, mulai bekerja untuk Engin Babur di Elisa Organic and Whole Foods di Shepherd's Bush, London barat pada Juni tahun lalu.
Media Express melaporkan, karyawan tersebut memenangkan klaimnya untuk pelecehan seks di Pengadilan Ketenagakerjaan London dan sekarang telah diberikan Rp 400 juta.
“Saat bekerja di toko, tidak ada hari berlalu tanpa babur meneriaki saya, menuduh saya melakukan sesuatu, membanting pintu, mengepalkan tangan, atau melempar buah busuk.
“Dia mengatakan saya mencoba mengambil alih toko dan mengatakan saya adalah pekerja dan harus melakukan apa yang diperintahkan. Dia bilang saya adalah seorang pekerja, tidak ada yang lain karena saya bukan apa-apa lagi, hanya seonggok sampah,” ujar wanita tersebut dalam sebuah pernyataan saksi, dilansir About Muslim, Kamis (11/8/2022).
Wanita Muslim itu juga mengatakan atasannya mengacungkan pisau ke wajahnya saat bertengkar di atas jagung rebus dan meniru aksen Cockney-nya sebelum menyuruhnya berbicara anggun kepada pelanggan.
“Dia mengambilnya dari tanganku dan membuangnya ke tempat sampah. Dia bekerja di dapur dan membawa pisau besar di tangannya,” katanya.
Dia juga melambaikan pisau di wajahnya. “Saya tidak suka syal ini menutupi tubuh Anda, lepaskan ini, lepaskan topi Anda juga. Rias wajahmu dan kenakan pakaian ketat yang bagus," kata Babur.
Sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Ethnic and Racial Studies, mengonfirmasi adanya “hukuman Muslim” di pasar kerja yang mendiskriminasi Muslim.
Bahkan pekerja Muslim pun biasanya menghadapi diskriminasi di tempat kerja. Baru-baru ini, survei Juni 2022 terhadap 1.503 Muslim Inggris oleh Savanta ComRes untuk platform online Hyphen menemukan 69 persen Muslim Inggris yang saat ini bekerja mengatakan mereka telah mengalami beberapa bentuk Islamofobia di tempat kerja.