REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menyatakan program pemilahan sampah dari rumah yang digencarkan mampu mengurangi volume sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat. Menurut DLH, volume sampah dapat berkurang hingga 30 ton per hari.
"Volume sampah yang dibuang ke TPA kini turun hingga 30 ton per hari dari volume sampah per hari di Mataram mencapai sekitar 200 ton," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat (12/8/2022).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, kontribusi pengurangan volume sampah itu karena masifnya program pemilihan sampah dari rumah yang digencarkan selama satu bulan terakhir. Melalui sosialisasi dan edukasi yang dilakukan dengan melibatkan aparat pada 325 lingkungan dan ratusan kader, program pemilihan sampah dari rumah sudah mulai berjalan efektif.
Sampah yang sudah terpilah dalam sebulan ini mencapai 20 persen dari volume sampah per hari. Realisasi itu melampaui target yang ditetapkan sebesar lima persen per bulan.
"Mestinya 20 persen pemilihan akan terealisasi di bulan Oktober 2022, sebab target kita sebulan pemilihan sampah lima persen. Tapi Alhamdulillah, masyarakat antusias dan memberikan respons positif terhadap program ini," katanya.
Bahkan ada pula program untuk memotivasi masyarakat melakukan gerakan pilah sampah dari rumah. Masing-masing kecamatan di Mataram sudah mencanangkan program pilah sampah dengan konsep yang disertakan dengan pembuatan awig-awig di masing-masing kecamatan.
Kendati pihak kecamatan memiliki konsep berbeda, tapi tujuannya tetap satu yaitu menggerakkan partisipasi masyarakat agar memilah sampah rumah. "Jika antusiasme masyarakat memilah sampah terus meningkat, Insya Allah tahun depan kita mampu memilah hingga 80 persen sehingga sampah yang dibuang ke TPA hanya 20 persen," katanya.
Sampah yang sudah terpilah dapat memudahkan petugas dalam mengolah sampah sesuai jenisnya di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Misalnya untuk sampah sisa makanan, sayur, dan buah digunakan untuk pakan maggot, sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik termasuk tas kresek dikumpulkan sesuai jenisnya.
"Kalau ke depan ada yang mencari sampah plastik, baru kita keluarkan. Namun sampah plastik seperti botol, gelas, serta lainnya bisanya sudah diambil para pemulung dan yang banyak sampah kresek," ujar Kemal.