Jumat 12 Aug 2022 18:24 WIB

Tingkatkan Kualitas Content Marketing Masyarakat, Kemenkominfo Aktifkan Literasi Digital

content marketing juga harus memperhatikan etika digital.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Content marketing (Ilustrasi)
Foto: Maxpixel
Content marketing (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Upaya mendorong masyarakat untuk dapat beradaptasi menggunakan aplikasi digital dan meningkatkan kompetensi digital masyarakat terus dilakukan. Ini agar masyarakat semakin dapat beradaptasi menggunakan teknologi digital dan mampu membentengi diri dari risiko penggunaan internet seperti penipuan daring dan cyber bullying. 

Dalam rangka menjalankan salah satu mandat tersebut terkait pengembangan SDM Kementerian Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi meluncurkan program 'Indonesia Makin Cakap Digital' sejak tahun 2021.

Baca Juga

Survei nasional oleh Kemenkominfo bersama Kata Data pada tahun 2021 menunjukkan indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level 'Sedang' dengan skor 3.49. Hal ini merupakan suatu peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi serupa di tahun 2020 yang menunjukkan skor 3,46. Kemenkominfo bertekad terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat. 

Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital. Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk.  

Kegiatan webinar literasi digital untuk komunitas dan masyarakat di wilayah Sumatra dan sekitarnya pun telah diselenggarakan dengan tema Konsep Bisnis Digital: Content Marketing. 

Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.300 orang dari berbagai kelompok masyarakat / komunitas di wilayah Sumatra yang menghadirkan narasumber Podcaster & Co-Founder Paberik Soeara Rakjat Rizki Nugroho, Consultant Business & Praktisi Literasi Digital Syarif Maulana, Ketua Prodi Perdagangan Internasional Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital Bayu Sutjiatmo.

Rizki Nugroho membahas konsep konten marketing ditinjau dari perspektif cakap digital. "Cakap bermedia digital tidak cukup dengan memahami dan mengetahui kelebihan dan kekurangan media sosial saja. Mampu dan mengerti membuat konten marketing sebagai sarana komunikasi kepada target audience menjadi satu kecakapan yang perlu dikuasai agar menjadi literat yang handal dalam digital marketing. Dengan memiliki kecakapan dalam membuat konten diharapkan mampu secara optimal dalam pemanfaatan sosial media sebagai sarana peningkatan ekonomi," kata Rizki Nugroho, Jumat (12/8/2022).

Syarif Maulana memperkaya pembahasan mengenai konsep content marketing ditinjau dari perspektif etika digital. “Content marketing adalah sebuah cara pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan konten sebagai sarana atau alat pemasaran. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap umum, etika perlu diterapkan dalam membuat konten tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari melanggar UU ITE," kata dia.

"Empat konten negatif yang perlu dihindari oleh seorang konten marketer. Pertama, hindari membuat konten yang mempromosikan perjudian. Kedua, hindari konten yang mengandung unsur penghinaan atau pencemaran nama baik. Ketiga, tidak membuat dan menyebarkan berita bohong dan menyesatkan. Terakhir, tidak membuat konten yang dapat memicu permusuhan dan mengandung unsur SARA," ujar dia menambahkan.  

Bayu Sutjiatmo melengkapi pembahasan mengenai konsep konten marketing ditinjau dari perspektif keamanan digital. "Tidak ada bedanya dengan sebuah karya seni, sebuah konten yang dibuat oleh seorang konten kreator perlu juga mendapatkan perlindungan dan keamanan. Hal ini tentu saja bertujuan agar konten tersebut tidak disalahgunakan oleh orang lain. Penggunaan watermark sebagai salah satu cara melindungi konten menjadi penting. Dengan watermark konten yang kita buat sebagai sarana promosi dapat terlindungi dari usaha plagiasi”, ujar Bayu Sutjiatmo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement