Jumat 12 Aug 2022 19:52 WIB

Kapal Angkut Gandum Tinggalkan Ukraina Pertama Kali

Pengiriman itu bersamaan dengan satu kapal yang memuat biji-bijian.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kapal dengan pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB menuju ke kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, untuk memeriksa apakah pengiriman biji-bijian sesuai dengan kesepakatan penting yang ditandatangani bulan lalu oleh Moskow dan Kyiv, di area inspeksi di Black Laut lepas pantai Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kapal kargo Razoni, memuat 26.000 ton jagung, berlayar dari Odesa Ukraina pada Senin, menuju tujuan akhir, Lebanon.
Foto: AP/Emrah Gurel
Sebuah kapal dengan pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB menuju ke kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, untuk memeriksa apakah pengiriman biji-bijian sesuai dengan kesepakatan penting yang ditandatangani bulan lalu oleh Moskow dan Kyiv, di area inspeksi di Black Laut lepas pantai Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kapal kargo Razoni, memuat 26.000 ton jagung, berlayar dari Odesa Ukraina pada Senin, menuju tujuan akhir, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kapal pertama yang mengangkut gandum dari Ukraina meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada Jumat (12/8/2022). Kementerian Pertahanan Turki menyatakan, pengiriman itu bersamaan dengan satu kapal yang memuat biji-bijian.

Kapal Sormovsky yang berbendera Belize meninggalkan pelabuhan Chornomorsk Ukraina. Kapal ini membawa 3.050 ton gandum ke provinsi Tekirdag di barat laut Turki.

Baca Juga

Ekspor itu adalah pengiriman gandum pertama dari Ukraina. Negara itu masih memiliki sekitar 20 juta ton biji-bijian yang tersisa dari panen tahun lalu, sementara panen gandum tahun ini juga diperkirakan mencapai 20 juta ton.

Sedangkan kapal Star Laura yang berbendera Marshall Island juga berangkat dari pelabuhan Pivdennyi menuju Iran. Kapal ini membawa 60.000 ton jagung.

Sejauh ini sebagian besar kargo di bawah kesepakatan Istanbul bulan lalu telah membawa biji-bijian untuk pakan ternak atau bahan bakar. Belum ada pengiriman ke negara-negara yang paling berisiko dari krisis pangan global, meskipun Ukraina mengatakan pada Kamis (11/8/2022), sebuah kapal akan datang ke pelabuhan yang dijadwalkan untuk membawa gandum ke Ethiopia.

Sebanyak 14 kapal kini telah berangkat dari Ukraina selama dua minggu terakhir. Pengiriman ini menyusul kesepakatan antara Ukraina dan Rusia yang ditengahi Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memungkinkan dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam setelah terhenti selama lima bulan karena perang.

Kesepakatan itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa hilangnya pasokan biji-bijian Ukraina. Kondisi ini menyebabkan kekurangan pangan yang parah dan bahkan wabah kelaparan di beberapa bagian dunia.

Sebagai bagian dari kesepakatan, semua kapal diperiksa di Istanbul oleh Pusat Koordinasi Gabungan tempat personel Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB bekerja. Razoni merupakan kapal pertama yang meninggalkan Ukraina berdasarkan kesepakatan itu pada awal Agustus. Menurut data pelacak kapal Refinitiv, kapal itu berlabuh di Turki pada Kamis dan menuju ke Mesir pada Jumat, setelah pembeli awalnya di Lebanon menolak pengiriman.

Agen pengiriman Toros yang mengelola pembongkaran Razoni di Turki mengatakan, kapal akan menurunkan 1.500 ton dari muatan 26.527 ton jagung di Mersin Turki selatan dan sisanya akan pergi ke Mesir. Sedangkan kapal Rahmi Yagci yang meninggalkan Ukraina menuju Istanbul pada Selasa (2/8/2022), berlabuh di ujung utara Selat Bosphorus Istanbul pada Jumat, sedangkan Mustafa Necati yang berangkat ke Italia pada akhir pekan akan berlabuh di ujung selatan.

Sedangkan empat kapal lainnya disetujui untuk melakukan perjalanan ke Ukraina setelah diperiksa oleh tim JCC di Istanbul. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, kapal-kapal yang tiba di Ukraina sedang dimuat. PBB mengatakan, jumlah kapal masuk diperkirakan akan tumbuh karena penjualan biji-bijian telah disepakati. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement