Jumat 12 Aug 2022 22:14 WIB

Duta Besar Kanada Diskusi Pengurangan Sampah Plastik ke Kota Bogor

Kolaborasi dan konsistensi merupakan hal terpenting dalam penanganan sampah.

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Kedutaan Besar Kanada dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mengunjungi Balai Kota Bogor, untuk berdiskusi dan mengetahui program pengurangan sampah plastik di Kota Bogor.
Foto: istimewa
Kedutaan Besar Kanada dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mengunjungi Balai Kota Bogor, untuk berdiskusi dan mengetahui program pengurangan sampah plastik di Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Kedutaan Besar Kanada dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mengunjungi Balai Kota Bogor, untuk berdiskusi dan mengetahui program pengurangan sampah plastik di Kota Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyatakan kolaborasi dan konsistensi merupakan hal terpenting dalam penanganan sampah.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Bima Arya menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memberlakukan kebijakan larangan penggunaan kantong plastik dengan program Pasar Bebas Plastik di pasar tradisional atau pasar rakyat di Kota Bogor. Sebelumnya, kebijakan ini diterapkan di toko ritel modern dan pusat perbelanjaan yang diatur dalam Perwali Nomor 61 Tahun 2018.

“Di pasar tradisional memang agak berbeda tantangannya, karena berbeda tingkat ekonomi, latar belakang pendidikan. Tetapi itu semua harus berjalan ke depan, resepnya sama adalah kolaborasi,” ujar Bima Arya dalam keterangannya, Jumat (12/8).

Baru-baru ini, Pemkot Bogor juga bekerja sama dengan perusahaan operator seluler membuat terobosan dalam mengurangi sampah botol plastik dengan menukarnya menjadi pulsa. Disamping itu, Kota Bogor memiliki model dalam penanganan sampah hingga unit terkecil, yakni RT dan RW yang menjadi ujung tombak.

Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira mengatakan, pihaknya dan Kedutaan Besar Kanada telah berkunjung ke Pasar Kebon Kembang untuk meninjau langsung program Pasar Bebas Plastik yang sudah diterapkan sejak 2021. Dimana program ini menghasilkan pengurangan kantong plastik sebanyak 30 persen dan peningkatan konsumen yang membawa tas belanja sendiri hampir 20 persen.

Menurutnya kegiatan ini luar biasa, karena ini merupakan dukungan dari banyak pihak. Seperti yang disampaikan Wali Kota Bogor jika pengelolaan sampah itu tidak bisa sendiri, harus melibatkan banyak di stake holder termasuk dengan negara-negara lain.“Kami akan terus bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menyusun kebijakan-kebijakan pembatasan plastik sekali pakai di Bogor,” tutur Tiza.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Denni Wismanto menuturkan, langkah-langkah yang dilakukan ini tentu butuh dukungan dan konsistensi.“Tadi sudah disampaikan program ini sudah bisa mengurangi sampah. Kalau bisa terus semakin naik, karena kita ketahui bahwa di negara Kanada tadi disampaikan mereka mulai dari pemerintah pusat kemudian juga dari industri-industrinya juga memproduksi kantong yang memang bisa didaur ulang,” katanya.

Dia berharap ini juga bisa dilakukan di Kota Bogor agar industri-industri ikut mendorong pengurangan sampah plastik, sehingga bukan hanya pemerintah daerah dan masyarakatnya saja, tapi industrinya juga membuat kantong-kantong atau tempat yang bisa dipakai berkelanjutan atau yang mudah terurai oleh alam.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement