Jumat 12 Aug 2022 23:28 WIB

Menkop: Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi

Harnas UMKM menjadi momentum bagi UMKM untuk bangkit dan mempu bertahan

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Wujud komitmen BRI untuk terus memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Kali ini kembali ditunjukkan dengan diimplementasikan kerjasama dengan Beemarket.id yang merupakan platform market digital place bagi UMKM dengan produk kategori makanan dan minuman, fashion, kecantikan, kesehatan dan kerajinan.
Foto: istimewa
Wujud komitmen BRI untuk terus memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Kali ini kembali ditunjukkan dengan diimplementasikan kerjasama dengan Beemarket.id yang merupakan platform market digital place bagi UMKM dengan produk kategori makanan dan minuman, fashion, kecantikan, kesehatan dan kerajinan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menyambut puncak Peringatan Hari Nasional (Harnas) UMKM tahun 2022 di Bandung, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut transformasi digital menjadi kunci bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk pulih dari pandemi. Transformaso digital pun membuat pelaku usaha semakin kuat bertahan menghadapi ancaman resesi.

Teten dalam acara Peringatan Harnas UMKM di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022) mengajak semua pihak memanfaatkan momentum Harnas UMKM sebagai dukungan bagi para pelaku UMKM agar cepat pulih dan mampu bertahan di tengah ancaman resesi global. “Saat ini perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain yaitu tumbuh 5,44 persen pada semester I 2022,” kata dia.

Baca Juga

Hal itu tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil untuk mempertahankan perekonomian domestik tetap aman melalui sejumlah kebijakan seperti program sosial, pemberian subsidi, suku bunga, dan penguatan produk dalam negeri khususnya UMKM dalam beberapa Kementerian/Lembaga (K/L). "Terutama program digitalisasi yang sangat masif telah membuat UMKM mampu bertahan dan bahkan berekspansi pada masa pandemi," tuturnya.

Ia mengatakan, perekonomian dunia selanjutnya diprediksi masih tumbuh lebih lambat. Bahkan IMF telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk tahun 2022 dan tahun depan lebih lemah lagi dari 3,6 persen ke 2,9 persen. 

"Maka kita perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. Hanya saja kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri," jelas dia.

Di satu sisi, adopsi teknologi dan inovasi digital berpotensi untuk meningkatkan ketahanan, produktivitas, dan pemulihan ekonomi. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 5.400 triliun pada 2020 sampai 2030 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Diakui Menkop, selama dua tahun pandemi mendorong UMKM bertransformasi digital, 19 juta UMKM saat ini masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi. “Kita optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai, termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM on-boarding dalam e-katalog belanja pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022,” tuturnya.

Saat ini Teten mengatakan, tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya juga berkembang seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech). Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai masing-masing Rp 160,4 triliun, Rp 575 triliun, Rp 202,4 triliun, Rp 401 triliun, dan Rp 471,6 triliun.

"Konsumsi masyarakat harus didorong  bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau produk UMKM," kata Menkop. Contohnya komoditas khusus yaitu minyak goreng. 

Kemenkop saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro. 

"Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro," jelas dia.

Sementara, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara KemenKopUKM dengan Himbara, Asosiasi, dan Lembaga Keuangan lainnya dalam pengembangan SKOPI. Penyerahan berbagai seperti Sertifikat HACPP, NIB, BPJS Ketenagakerjaan kepada Garda Transfumi, Sertifikasi Halal, BPOM, Tanda Daftar Merk hingga penyerahan KUR Mikro kepada UMKM, sekaligus peluncuran ISSMEI (Layanan Terintegrasi UMKM). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement