Sabtu 13 Aug 2022 02:50 WIB

Populasi Hong Kong Terus Menyusut Selama Dua Tahun

Tingkat kelahiran Hong Kong termasuk yang terendah di Asia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Pejalan kaki memakai masker saat melintasi persimpangan di Hong Kong. emerintah Hong Kong mengatakan populasinya telah menyusut untuk tahun kedua. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/JEROME FAVRE
Pejalan kaki memakai masker saat melintasi persimpangan di Hong Kong. emerintah Hong Kong mengatakan populasinya telah menyusut untuk tahun kedua. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemerintah Hong Kong mengatakan populasinya telah menyusut untuk tahun kedua. Departemen Sensus dan Statistik mengumumkan pada Kamis (11/8/2022) penyebab terjadinya penyusutan ini karena pengaturan anti-virus menghambat masuknya pekerja baru dan jumlah kelahiran yang menurun.

Populasi pada pertengahan 2022 turun 1,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi 7.291.600. Departemen Sensus dan Statistik menyatakan, ada arus keluar 113.200 penduduk, sementara hanya 18.300 penduduk baru masuk.

Baca Juga

Hong Kong menghabiskan dua tahun di bawah beberapa pengaturan perjalanan paling ketat di dunia, meniru daratan China. "Diyakini pandemi dan persyaratan karantina terkait akan memengaruhi arus masuk orang," kata pernyataan itu.

"Masalahnya bisa diselesaikan ketika karantina dan langkah-langkah jarak sosial dilonggarkan," ujar Departemen Sensus dan Statistik.

Pakar populasi di University of Hong Kong Paul Yip mengatakan kepada penyiar pemerintah RTHK, banyak dari mereka yang pergi adalah pasangan muda dan lulusan universitas baru-baru ini. Padahal generasi tersebut merupakan bagian yang sangat penting dari angkatan kerja. "Besarnya arus keluar meningkat dalam dua tahun terakhir mungkin berdampak pada perkembangan ekonomi di Hong Kong," katanya.

Pemerintah juga melaporkan ada 35.100 kelahiran dalam enam bulan pertama 2022, Jumlah itu turun dari 38.500 yang dilaporkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat kelahiran Hong Kong sudah termasuk yang terendah di Asia dan terus menurun selama lima tahun terakhir.

Menurut pemerintah, penurunan mungkin telah diperparah sejak awal 2020 oleh pandemi virus corona. Tingkat kematian juga telah meningkat secara bertahap karena penuaan populasi.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement