Sabtu 13 Aug 2022 04:15 WIB

Pengamat: Tindakan Gibran Paksa Lepas Masker Paspampres tidak Proporsional

Pengamat menyebut tindakan Gibran lepas masker Paspampres tidak patut dilakukan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Pengamat menyebut tindakan Gibran lepas masker Paspampres tidak patut dilakukan. Ilustrasi.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Pengamat menyebut tindakan Gibran lepas masker Paspampres tidak patut dilakukan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik karena videonya yang viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat Gibran melepaskan masker Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) secara paksa. Paspampres saat itu sedang bersiap mengutarakan permintaan maaf terkait insiden pemukulan warga di daerah Sumber kepada awak media.

Menanggapi ini, pengamat politik dan pendiri Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan meminta yang bersangkutan untuk minta maaf merupakan langkah yang tepat. Namun, dia menyayangkan tindakan Gibran yang memaksa membuka masker karena tidak proporsional.

Baca Juga

“Tidak patut dilakukan oleh Gibran. Terlebih, yang bersangkutan menyatakan minta maaf. Membuka masker di depan publik dengan cara seperti dipaksakan itu menurut saya berlebihan,” kata Ray kepada Republika, Jumat (12/8/2022).

Menurut Ray, setidaknya jika ingin melepaskan masker Paspampres itu Gibran tidak perlu langsung sampai menariknya. Gibran bisa meminta dia untuk membuka masker. “Mungkin Mas Gibran ingin melihatkan wajah Paspampres itu kepada publik. Namun, menurut saya tidak proporsional apalagi sampai harus membuka maskernya,” ujar dia.

Sedangkan pengamat politik dan pendiri lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio, malah mengapresiasi tindakan Gibran. Menurut dia, tindakan Gibran sudah tepat dilakukan. “Saya rasa tidak apa-apa, bagus juga ya Mas Gibran sebagai anak presiden. Menjadi Paspampres harus humanis, harus menghargai warga. Jadi, saya mendukung Mas Gibran melakukan pembinaan kepada Paspampres itu,” ujar dia.

Hendri berpendapat tindakan Gibran melepaskan masker tidak berlebihan. Bahkan, itu merupakan wujud dari rasa kesal Gibran. “Itu ya kesalnya Mas Gibran sebagai atasan ke dia (Paspampres) itu. Tidak berlebihan menurut saya,” tambahnya.

Sebelumnya, Gibran tidak terima adanya oknum Paspampres yang memukul warga di daerah Sumber, Selasa (9/10/2022) lalu. Warga yang dipukul tersebut juga dalam keadaan tidak bersalah.

Gibran mengatakan masalahnya belum selesai. Menurutnya oknum Paspampres minta maaf karena beritanya ramai di media sosial. "Kalau bagi saya kan belum selesai. Mereka kan minta maafnya karena beritanya viral, kalau tidak viral mereka tidak mungkin minta maaf," kata Gibran, Jumat (12/8/2022).

Dia mengaku tidak terima dengan perlakuan Paspampres kepada warga tersebut. Selain itu, menurutnya Paspampres juga tidak sedang melakukan pengawalan.

"Iya saya tidak terima karena warga saya digituin. Dia nggak salah, Paspampres juga tidak sedang mengawal siapa-siapa," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement