REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani meminta kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendiburistek), Nadiem Makarim agar memberi ruang kepada organisasi pelajar untuk masuk sekolah umum. Karena, menurut dia, organisasi Rohis yang ada di sekolah umum saat ini mudah dipengaruhi oleh kelompok-kelompok radikal.
Aswandi menjelaskan, Permendiknas nomor 39 tahun 2008 selama ini tidak memberikan ruang bagi organisasi pelajar untuk memberikan pemahaman dan kebangsaan kepada siswa sekolah umum. Karena itu, menurut dia, pihaknya akan memberikan rekomendasi terkait hal itu dalam Kongres IPNU ke-20 dan IPPNU ke-19.
"Kita akan menggodok ulang di dalam kongres IPNU ke-20 dan IPPNU yang ke-19 ini untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah RI, Pak Presiden, tentu juga kepada Mendikbud Mas Nadiem agar memberi ruang kepada ormas pelajar untuk masuk ke sekolah-sekolah, termasuk IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) dan yang lain," ujar Aswandi saat ditemui dalam acara Kongres IPNU ke-20 yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (12/8/2022).
Jika diberikan ruang, menurut dia, organisasi pelajar dari ormas Islam yang moderat nantinya dapat membina secara langsung kepada anak-anak sekolah, mulai dari tingkat SMP sampai SMA sederajat. "Sehingga kita bisa mengarahkan kepada konsep terkait Islam yang ramah, terkait Pancasila, terkait moderasi beragama, intnya di situ aja," ucap Aswandi.
Saat berkunjung ke beberapa daerah, Aswandi juga sudah meyampaikan kepada para gubernur terkait hal ini. Dia juga menyampaikan kepada gubernur agar tidak khawatir nantinya para siswa sekolah akan dibawa masuk ke kelompok tertentu atau pun masuk partai. Karena, kata dia, itu semua bukan yang diinginkan organisasi pelajar.
"Kita hanya ingin mengajarkan dan membimbing mereka terkait konsep kenegaraan aja, kecintaan mereka terhadap NKRI, bahwa Pancasila itu adalah sudah final, bahwa Islam itu rahmah bukan Islam yang marah. Itu saja," ucap Aswandi.
"Saya sampaikan kepada seluruh gubernur ketika saya kunjungan, termasuk waktu yang lalu saya ke NTB, Jawa Timur, dan alhamdulilalh disambut baik," imbuhnya.
Aswandi berharap, Mendikbud Nadiem Kariem merevisi Permendiknas nomor 39 tahun 2008, sehingga organisasi seperti IPNU atau IPM bisa masuk ke sekolah-sekolah untuk mengkonter radikalisme.
"Harapannya bisa direvisi oleh pemerintah, khususnya Mendikbud agar memberi ruang terhadap organisasi pelajar untuk bisa masuk kepada sekolah-sekolah seluruh Indonesia," kata Aswandi.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan, generasi Z memang cenderung lebih peduli, lebih sentimentil, sekaligus lebih idealis. Hal ini berdasarkan penelitiab Alvara Institute.
"Nah, kalau kita tidak menangkap kecenderungan yang sangat positif ini ke dalam satu sistem gerakan bersama-sama dengan seluruh keluarga besar NU, kita sama saja menyia-nyiakan peluang sejarah yang sangat berharga," jelas Gus Yahya saat sambutan dalam acara Kongres IPNU dan IPPNU.
Karena itu, Gus Yahya mengimbau kepada organisasi pelajar IPNU dan IPPNU untuk memperluas jangkauannya hingga ke sekolah-sekolah. "Itulah sebabnya saya wanti-wanti kepada rekan-rekan IPNU dan IPPNU ini supaya lebih agresif di dalam memperluas jangkuan aktivisme IPNU-IPPNU ini ke sekolah-sekolah," ujar Gus Yahya.