REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr Utang Ranuwijaya, mengingatkan umat Muslim soal haramnya praktik perdukunan (kahanah) dan peramalan (iraafah) dalam Islam. Hal ini dia sampaikan menyusul ramainya media sosial terkait pesulap merah dan perdukunan.
Dia menyampaikan, MUI telah mengeluarkan fatwa haram terhadap perdukunan dan peramalan pada 2005. "Termasuk mendatangi dukun dan peramal. Memanfaatkan, menggunakan atau mempercayai praktik dukun dan peramal itu juga haram. Artinya, apapun yang terkait dukun dan peramal itu," tutur dia kepada Republika.co.id, Ahad (14/8/2022). beberapa dalil. Salah satunya firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS An Nisa ayat 48)
Menurut Utang, fenomena pesulap merah dan dukun itu muncul belakangan setelah ada banyak konten di media sosial, khususnya youtube, yang bisa mengganggu akidah.
Konten-konten tersebut selama ini telah diluruskan oleh para ustadz untuk memberantas praktik perdukunan. Hanya saja, sekarang ini juga dilakukan oleh pesulap merah.
"Pesulap dan dukun juga sama-sama punya trik. Bedanya, pesulap untuk hiburan, sedangkan dukun untuk pengobatan atau hal lain yang sifatnya ghaib atau supranatural," tutur dia.
Utang menjelaskan, praktik perdukungan atau peramalan memang akan selalu ada dan berkembang. Iblis telah berjanji untuk menggoda anak cucu Nabi Adam sampai Hari Kiamat. Artinya, sampai Hari Kiamat tiba, perbuatan syirik, termasuk praktik perdukunan dan peramalan, akan selalu ada.
"Kalau pun dakwah dilakukan dengan hebat, bukan berarti perdukungan akan hilang. Maka bagi MUI, bagaimana mereduksi pengaruh praktik dukun dan peramal ini agar jangan sampai mengganggu akidah umat Muslim," tuturnya.
Para ulama maupun ustadz, lanjut Utang, mengemban tugas untuk menjaga akidah umat dari perbuatan syirik, termasuk pengaruh dukun dan peramal sebab upaya penyesatan umat itu akan terus ada. Apalagi, di Indonesia, dia memperkirakan ada banyak aliran sesat yang kemudian bermetamorfosa.
"Belum lagi aliran kepercayaan yang terkadang berpenetrasi ke masyarakat Muslim. Ini menjadi masalah karena ada hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Termasuk perdukunan yang akarnya adalah tradisi masyarakat setempat. Dari zaman dulu dibuat sedemikian rupa sehingga berkembang sesuai perkembangan zaman," ujarnya.