REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menginformasikan bahwa penerima vaksin COVID-19 dosis penguat di Indonesia bertambah 7.069 orang pada Ahad (14/8/22022). Sehingga, total penerima vaksin penguat hingga saat ini 58.544.800 orang.
Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, juga diketahui jumlah penerima vaksin dosis lengkap bertambah 1.604 orang sehingga total menjadi 170.486.755 orang. Jumlah total warga yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama juga bertambah 2.523 orang sehingga totalnya mencapai 202.951.838 orang.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 target sasaran vaksinasi 234.666.020 orang.
Satgas juga menginformasikan bahwa kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 4.442 sehingga total pada saat ini mencapai 6.282.774 orang. Terkait dengan hal itu, Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan masyarakat untuk terus memperkuat protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 mengingat saat ini masih pandemi COVID-19.
Satgas Penanganan COVID-19 juga mengingatkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi mulai dosis pertama hingga dosis penguat.
Sementara itu, sebelumnya, Dokter spesialis paru Dr Fathiyah Isbaniah mengajak masyarakat untuk melengkapi diri dengan vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat guna mengurangi risiko sindrom pasca-COVID-19. "Salah satu cara untuk mengurangi risiko 'long' COVID-19 atau sindrom pasca-COVID-19 adalah dengan vaksinasi, mulai dosis pertama hingga dosis penguat," katanya.
Ketua Divisi Infeksi RSUP Persahabatan itu, menjelaskan beberapa hal yang menjadi faktor risiko sindrom pasca-COVID-19, yakni usia di atas 50 tahun, penyakit penyerta, hipertensi, obesitas, kondisi psikiatri, penyakit imunosupresif, dan tingkat keparahan gejala saat fase akut COVID-19.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa vaksinasi dosis penguat (booster) kedua bagi tenaga kesehatan sangat efektif untuk meningkatkan perlindungan dari risiko COVID-19.
"Booster kedua sangat efektif dan aman, kebijakan pemberian booster kedua bagi tenaga kesehatan ini merupakan hal yang tepat," katanya.