REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Budaya bermedia digital masyarakat Indonesia harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang mengedepankan toleransi, inklusif, damai serta mengutamakan kebersamaan dan kesetaraan. Semua itu menjadi landasan kecakapan digital dan panduan karakter dalam beraktivitas di dunia digital.
"Masyarakat Indonesia ini sebenarnya kontradiktif ya, sempat disebut paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Tapi faktanya kalau temen-temen berhadapan di dunia nyata masyarakat Indonesia ramah-ramah,\" kata Anggota Komite Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Julita Hazeliana, dalam siaran pers, Ahad (14/8/2022).
Dia kemudian mengajak agar masyarakat Indonesia membawa keramahtamahan di dunia nyata itu ke dunia digital. Menurut dia, berbagai aksi dan kegiatan positif bisa dilakukan di ruang digital dibanding sibuk memberi komentar negatif. Salah satunya seperti gerakan sosial menggalang solidaritas dan gotong royong serta kampanye lingkungan.
Selain itu, kata dia, ruang lingkup budaya bermedia digital memiliki cakupan yang luas. Dalam hal musik saja, sudah banyak musisi yang mengkolaborasikan dan membuat karya dengan alat musik tradisional. Kemudian ada juga traveler yang mengungkap keindahan potensi wisata Indonesia dari segala sisi.
Dibandingkan dengan hoaks, ujaran kebencian, isu SARA yang bisa memecah belah bangsa, konten di media sosial seharusnya dipenuhi dengan hal positif. Dalam rangka merespons perkembangan teknologi informasi komputer, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program itu didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni kemampuan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Melalui program itu, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan dan masyarakat di wilayah Tulungagung, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi.
Pada kesempatan itu hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya, antara lain Julita, lalu Presenter AMTV Media PBNU Jatim, Ika Chairani, serta Dosen STIE Mandala & PMII, Zainul Hasan.