REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes tipe 2 adalah kondisi serius, sebagian besar bahkan menjadi kronis. Meskipun remisi dapat dicapai, tapi perlu ada intervensi untuk mencegah komplikasi kesehatan jangka panjang.
Menurut WHO, diabetes tipe 2 masuk sebagai 10 besar penyakit mematikan di dunia. Prevalensinya semakin meningkat sampai sekarang.
Diabetes tipe 2 dipicu oleh gangguan produksi insulin. Tubuh berjuang untuk menghasilkan hormon yang cukup atau hormon yang dihasilkannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika kehilangan mekanisme kunci ini, glukosa darah dapat mencapai ketinggian yang berbahaya. Lebih buruk lagi, prediksi saat ini memperingatkan bahwa 5,5 juta orang akan mengembangkan diabetes pada 2030.
Hal itu menjadi prediksi angka yang mengejutkan. Meskipun bisa menjadi pemicu diabetes tipe 2, tapi makanan juga dapat membantu mengelola kondisi tersebut selama orang tetap pada pilihan yang tepat.
Dua penelitian menunjukkan bahwa menikmati buah merah yang manis dapat membantu mencegah kondisi tersebut sekaligus menurunkan kadar gula darah. Buah yang renyah namun berair yang menawarkan manfaat ini adalah rasberi.
Studi pertama yang melihat kandidat sempurna ini diterbitkan dalam jurnal Obesity. Melihat 32 orang dewasa, para peneliti memberi subjek 125 garam raspberry merah beku, 250 gram, atau tidak sama sekali.
Buah itu juga dibarengi dengan sarapan berkarbohidrat tinggi untuk mengamati efeknya. Setelah makan, para peneliti mengambil sampel darah para peserta di berbagai waktu.
Penelitian menunjukkan bahwa rasberi mampu menurunkan gula darah hanya dua jam setelah dikonsumsi. Mereka menemukan bahwa camilan manis mampu menurunkan kadar gula darah dalam hitungan jam.
Dr Emma Derbyshire selaku ahli gizi kesehatan masyarakat dan penasihat buah musim panas di Inggris mengatakan ini adalah uji coba yang sangat menarik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi raspberry bisa menjadi komponen makanan penting bagi mereka yang berisiko diabetes tipe 2.
"Kita tahu bahwa buah beri rendah kalori dan menyediakan polifenol yang menjadikannya komponen sarapan atau camilan yang ideal," kata Derbyshire, seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Ahad (14/8/2022).
Penelitian lebih lanjut dinilai diperlukan bersama dengan informasi tentang bagaimana temuan ini dapat digunakan dalam praktik. Misalnya mengenai strategi diet untuk mereka yang berisiko diabetes tipe 2 atau anjuran tentang cara terbaik untuk mendapatkannya lima kali sehari bagi mereka yang berisiko atau punya kesehatan metabolisme yang buruk.