Ahad 14 Aug 2022 22:45 WIB

Bill Maher Peringatkan Bahaya Perdebatan Islam Pascakasus Salman Rushdie

Bill Maher menilai bahaya singgung Islam sesusai kasus Salman Rushdie

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
Salman Rushdie. Bill Maher menilai bahaya singgung Islam sesusai kasus Salman Rushdie
Foto: Evan Agostini/Invision/AP
Salman Rushdie. Bill Maher menilai bahaya singgung Islam sesusai kasus Salman Rushdie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Komedian dari Amerika Serikat Bill Maher mengingatkan perdebatan tentang agama Islam adalah salah satu hal yang berbahaya setelah penikaman sahabatnya Salman Rushdie terjadi di Amerika Serikat, New York.

Dilansir dari washingtonexaminer pada Ahad (14/8/2022), pada acara HBO-nya, Real Time, Bill memulai percakapannya dengan penyiar Piers Morgan dan kolumnis New York Post Rikki Schlott dengan mencatat bahwa polisi belum mengumumkan motivasinya, tetapi telah mengidentifikasi tersangka yang ditahan yaitu Hadi Matar dari Fairview, New Jersey.

Baca Juga

Pembawa acara mendengarkan banyak ancaman pembunuhan yang diterima Salman, seorang novelis kelahiran India yang telah menjadi tamu di acara Maher, sejak akhir 1980-an, terutama dengan penerbitan Ayat-Ayat Setan dan fatwa berikutnya dari Iran yang meminta semua Muslim untuk bunuh dia. "Salman memang memiliki beberapa musuh di masa lalu seingat saya," kata Bill.

Rushdie berada di New York untuk menyampaikan kuliah tentang Amerika Serikat sebagai tempat yang aman bagi penulis diasingkan dan seniman lain di bawah ancaman penganiayaan, Bill bersikeras pidato seperti itu tidak terpikirkan di sebagian besar negara Muslim.

"Salman Rushdie yang tinggal di sebagian besar negara Muslim tanpa ditikam setiap hari tidak terpikirkan. Phobic artinya takut, kan? Salman punya alasan bagus untuk takut dan ketika Anda mengatakan fobia, itu hanya cara untuk menghentikan perdebatan," kata dia.

Baca juga: Seberapa Parahkah Salman Rushdie Hina Islam dan Rasulullah SAW dalam Ayat-Ayat Setan?

Kritikus yang menuntut untuk menahan diskusi atas klaim seperti pandangan tertentu yang transphobic atau Islamaphobic harus diabaikan. "Kita harus berdebat tentang ini. Maaf, hal-hal ini tidak hilang," tambahnya.

Menurutnya, Islam masih merupakan agama yang jauh lebih fundamentalis daripada agama-agama lain di dunia dan itu berarti mereka menganggap serius apa yang ada di dalam kitab suci. "Dan itu sudah berbahaya sejak lama. Itu masih berbahaya," kata dia.

Penyiar Piers Morgan mengatakan terkait tentang kebebasan berbicara. Menurutnya, hal ini harus dikontrol oleh setiap orang.

"Anda sering harus membela orang yang Anda anggap keterlaluan, tidak menyenangkan dan menjijikkan. Dan itulah poin yang saya pikir orang-orang telah lupakan dalam debat tentang kebebasan berbicara. Ini bukan tentang hak orang yang Anda setujui untuk mengatakan apapun yang mereka suka dan kemudian Anda mengangguk," kata dia.

Ini tentang kemampuan untuk mendengarkan. Orang-orang yang pendapatnya mungkin tidak Anda setujui. mungkin bisa membenci pendapat mereka.

"Anda mungkin membenci mereka. Tetapi Anda harus bisa menoleransi hak mereka untuk memiliki pendapat yang berbeda," kata dia.

Diketahui, Salman Rushdie ditikam beberapa kali, termasuk di leher dan perut dan orang yang mewawancarainya menderita cedera kepala ringan. Rushdie diterbangkan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani operasi.

Salman kemungkinan akan kehilangan satu mata, saraf di lengannya terputus dan hatinya ditusuk dan dirusak.

 

Sumber : washingtonexaminer  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement