REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu kelangkaan solar di beberapa SPBU dalam Kota Bandar Lampung, Ahad (14/8/2022). BBM jenis solar sebagian besar SPBU mengalami kekosongan stok, sehingga terjadi antrean truk barang yang mengular ke jalan raya.
Antrean truk barang terjadi di SPBU Waylunik, SPBU Kalibalok, dan SPBU di Natar, Ahad (14/8/2022). Sopir truk barang yang tidak dapat masuk kota untuk mendapat solar di SPBU, terpaksa antrean berjam-jam di SPBU jalan lintas, agar bisa melanjutkan perjalanan baik ke Pelabuhan Bakauheni, atau ke kota-kota di Sumatra.
SPBU Waylunik di Jl Yos Sudarso, menjadi langganan sopir truk untuk mengisi solar bersubsidi. Kawasan industri di jalan tersebut antrean kendaraan truk mengular hingga ke jalan raya sebelah kiri dan kanan. Akibatnya, terjadi kemacetan arus lalu lintas dari Telukbetung ke Panjang, karena antrean truk memakan satu lajur jalan raya.
"Saya sudah menunggu dua jam, sesuai antrean untuk mendapatkan solar. Memang solar lagi langka di mana-mana," kata Husni, sopir truk perusahaan bahan kebutuhan rumah tangga di Bandar Lampung.
Ia mengatakan, sejumlah sopir truk perusahaan sekitar Pelabuhan Panjang mengisi solar di SPBU Waylunik, akibatnya antrean panjang hingga ke jalan raya tidak terelakkan lagi.
Pengelola SPBU Waylunik menyatakan, stok solar masih tersedia karena berdasarkan order yang lama. Menurut Irwan, petugas SPBU tersebut, ke depan belum mengetahui apakah masih masuk solar dari Pertamina sesuai dengan order atau dikurangi. "Belum jelas kalau ke depan," katanya.
Kondisi antrean truk juga terjadi di SPBU Kalibalok, Bandar Lampung. Antrean kendaraan telah lama menunggu giliran untuk mendapatkan jatah solar, agar bisa melanjutkan perjalanan ke kota-kota di Sumatra. Bahkan sopir truk rela menempatkan truknya di SPBU bermalam-malam untuk mendapatkan solar.
"Kalau kami tidak menunggu di sini (SPBU) walaupun harus menginap, belum tentu di pom bensin lain ada solar," kata Mustofa, sopir truk barang tujuan Bakauheni.
Ia berharap pemerintah dapat memerhatikan sopir-sopir truk yang harus mengantre berjam-jam bahkan ada yang harus menginap hanya ingin mendapatkan jatah solar, agar bisa melanjutkan perjalanan.
"Kami beli solar saja susah. Bagaimana kami mau jalan kalau solar tidak ada. Belum lagi biaya perjalanan berkurang," tutur Mustofa, warga Bandar Lampung.