REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin agung Iran Ayatollah Khameini memuji penikaman penulis novel Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie (75 tahun). Dia mengatakann fatwa untuk penulis novel kontroversial tersebut, tidak akan berhenti sampai mengenai sasarannya.
Pendukung Iran telah merayakan serangan tidak berperasaan pada Salman Rushdie yang ditikam sebanyak 15 kali, termasuk sekali di leher. Rushdie yang diserang oleh Hadi Matar (24 tahun) saat ia diperkenalkan di panggung untuk acara CHQ 2022 di Chautauqua, dekat Buffalo di bagian utara New York, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (12/8/2022) pagi. Dia diterbangkan ke rumah sakit dan menjalani operasi di Erie, Pennsylvania.
Khameini mengeluarkan fatwa pada 1989 lalu setelah novel tersebut memicu kemarahan umat Islam di Inggris. Novel ini diduga menghina nabi Muhammad SAW dan Alquran.
Kemudian, Khamenei menyerukan kematian Rushdie dan juga menyerukan umat Islam untuk membunuhnya atau menunjukkannya kepada dia jika tak bisa melakukannya.
Sejauh ini, Iran belum secara resmi mengomentari serangan terhadap Rushdie yang diserang Matar yang ke panggung setelah mendekatinya dari belakang. Diyakini bahwa Matar bersimpati kepada rezim Iran dan garda revolusi Iran.
Para pendukung pemerintah memuji penusukan tersebut dan mengatakan, fatwa Khamenei akhirnya terwujud setelah 33 tahun. Beberapa bahkan berharap, penulis yang juga dianugerahi gelar kebangsawanan pada 2007 di Inggris untuk pelayanan di sastra meninggal dunia setelah serangan brutal tersebut. Yang lain memperingatkan bahwa mereka yang dianggap sebagai musuh Iran akan mengalami nasib sama seperti Rushdie.
Sebuah kutipan dilaporkan dari Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin Iran saat ini dibagikan secara dalam jaringan (online) yang mengatakan, fatwa terhadap Rushdie ibaratnya seperti peluru yang tidak akan berhenti sampai mengenai sasarannya. Cendekiawan konservatif Iran, Keyvan Saedy juga menanggapi masalah ini di media sosial Twitter.
"Ini (penusukan Rurshdie) pantas diberikan ucapan selamat. Insya Allah, kita akan segera merayakan Salman Rushdie ke neraka," ujarnya seperti dikutip dari laman Daily Mail, Ahad (14/8/2022).
Sementara itu, Hossein Saremi yang merupakan seorang aktivis media sosial konservatif menambahkan bahwa 'singa' telah mengalahkan Rushdie dan penyerangnya adalah bagian dari tentara Islam tanpa batas.
"Balas dendam mungkin tertunda, tetapi itu pasti akan terjadi," tulisnya.
Seorang penasehat senior tim perunding nuklir Iran Seyed Mohammad Marandi mengatakan, dia tak akan meneteskan air mata untuk penulis yang menyemburkan kebencian dan penghinaan tanpa henti kepada Muslim dan Islam. Bahkan, beberapa akun yang berafiliasi dengan Garda revolusi Iran secara terbuka membanggakan serangan ini.