REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang membawahi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan visi misinya melalui Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN). Selain Ketua Umum (Ketum) DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), visi dan misi KIB juga dipaparkan oleh Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PPP Suharso Monoarfa.
"PATEN itu singkatan dari program akselerasi transformasi ekonomi nasional," kata Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam penyampaian visi misi KIB dalam menghadapi Pemilu 2024 di Hotel Shangrilla, Kota Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/8/2022).
KIB dengan program PATEN bertekad untuk membawa Indonesia dari yang saat ini negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country) menjadi negara yang maju berpendapatan tinggi (high income country) pada 2035. Zulhas menjelaskan, program energi dan pertanian mengatakan KIB akan memperjuangkan peningkataan kesejahteraan petani Indonesia.
Menurut dia, selama tiga tahun Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Hal itu terbukti dalam kurun waktu tersebut tidak impor beras.
"Produksi kita 31 juta ton, konsumsi hanya 28 juta ton per tahun, oleh karenanya kita ucapkan selamat kepada Bapak Presiden Jokowi yang tadi (Ahad) menerima penghargaan internasional, karena keberhasilan mencapai swasembada beras dan mengembangkan varietas padi unggul, dari International Rice Research Institute atau Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI)" ujar Zulhas.
Hanya saja, kata dia, keberhasilan tersebut masih meninggalkan pekerjana rumah yang belum selesai, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani beras di Indonesia. Saat ini, setiap rumah tangga tani dengan kepemilikan 0,66 hektara (ha), apalagi ada yang sampai 0,4 ha.
"Rumah tangga tani kita berpenghasilan bersih Rp 860 ribu per bulan, bila jumlah keluarga tani berisi lima orang maka pendapatan bersih anggota Rp 172 ribu`per bulan per orang. Bila mengacu pada standar BPS di mana kategori miskin adalah mereka yang berpenghasilan di bawah Rp 474 ribu per bulan, maka alangkah memprihatikan nasib petani-petani kita," jelas Zulhas.
Untuk itu, KIB dalam program PATEN memasukan perjuangan untuk meningkatkan harga pokok pembelian (HPP) gabah kering petani. "Solusinya dengan cara antara lain, menaikkan HPP harga pokok pembelian pemerintah untuk gabah kering petani dari Rp 4.400 per kilogram menjadi Rp 8.800 per kilogram," jelas menteri perdagangan itu.