Senin 15 Aug 2022 09:15 WIB

Putin Janjikan Perluas Hubungan dengan Korea Utara

Putin mengatakan hubungan yang lebih erat akan menjadi kepentingan kedua negara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) memperlihatkan sebilah pedang Rusia sebagai hadiah kepada Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4). Putin mengatakan hubungan yang lebih erat akan menjadi kepentingan kedua negara.
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) memperlihatkan sebilah pedang Rusia sebagai hadiah kepada Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4). Putin mengatakan hubungan yang lebih erat akan menjadi kepentingan kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan surat kepada kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam hari pembebasan Korea. Laporan media pemerintah Korea Utara KCNA, Putin menekankan bahwa kedua negara akan memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama.

Putin mengatakan hubungan yang lebih erat akan menjadi kepentingan kedua negara. Dia akan membantu memperkuat keamanan dan stabilitas semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur Laut.

Baca Juga

Kim juga mengirim surat kepada Putin sebagai balasan. Dia mengatakan persahabatan Rusia-Korea Utara telah ditempa dalam Perang Dunia II dengan kemenangan atas Jepang yang telah menduduki semenanjung Korea.

"Kerja sama strategis dan taktis, dukungan dan solidaritas antara kedua negara telah mencapai tingkat yang baru adalah upaya bersama mereka untuk menggagalkan ancaman dan provokasi dari pasukan militer yang bermusuhan," kata Kim dalam surat itu.

Kim memperkirakan kerja sama antara Rusia dan Korea Utara akan tumbuh. Nada positif ini berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada 2019 ketika dia bertemu dengan Putin.

Korea Utara pada Juli mengakui dua republik  yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai negara merdeka. Para pejabat meningkatkan prospek pekerja Korea Utara dikirim ke daerah tersebut untuk membantu dalam konstruksi dan tenaga kerja lainnya.

Langkah itu membuat Korea Utara menjadi negara ketiga setelah Rusia dan Suriah yang mengakui dua entitas yang memisahkan diri, Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), di wilayah Donbas Ukraina. Bahkan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui telah mengirim surat kepada rekan-rekannya di kedua wilayah tersebut untuk menyatakan keinginan untuk mengembangkan hubungan antarnegara dengan negara-negara itu dalam gagasan kemerdekaan, perdamaian dan persahabatan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement