Senin 15 Aug 2022 12:50 WIB

Israel Tingkatkan Aktivitas Pemukiman

Pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina di Tepi Barat meningkat drastis.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
 Pengunjuk rasa Palestina menyaksikan pasukan Israel selama bentrokan setelah demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Kofr Qadom, dekat kota Nablus, Tepi Barat utara, 1 Januari 2021. Sumber-sumber pejabat senior Palestina memgatakan, pemerintah Israel mempercepat kegiatan pemukiman di Tepi Barat.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pengunjuk rasa Palestina menyaksikan pasukan Israel selama bentrokan setelah demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Kofr Qadom, dekat kota Nablus, Tepi Barat utara, 1 Januari 2021. Sumber-sumber pejabat senior Palestina memgatakan, pemerintah Israel mempercepat kegiatan pemukiman di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sumber-sumber pejabat senior Palestina memgatakan, pemerintah Israel mempercepat kegiatan pemukiman di Tepi Barat. Ini dilakukan untuk mendapatkan suara dari partai-partai sayap kanan menjelang pemilihan parlemen Israel pada 1 November.

“Pemerintah sementara Perdana Menteri Yair Lapid telah meningkatkan rencana untuk menjajah tanah Palestina dan membangun ratusan unit permukiman lainnya,” kata mereka dilansir dari Arab News, Senin (15/8/2022).

Baca Juga

Direktur Urusan Pemukiman di Tepi Barat utara yang berafiliasi dengan Kantor Kepresidenan Palestina, Ghassan Daglas, mengatakan Perdana Menteri Lapid percaya bahwa aksesnya ke kekuasaan dan keberhasilan partainya dalam pemilihan yang akan datang, adalah dengan mengorbankan tanah dan darah Palestina.

“Dari perang di Gaza hingga pembunuhan di Nablus untuk penyitaan tanah Palestina dan persetujuan pendirian pemukiman, kita tidak tahu apa langkah selanjutnya ke arah ini,” kata Daglas.

Daglas mengatakan bahwa Lapid telah mempercepat pelaksanaan rencana pemukiman karena mendekati pemilihan Israel.

“Setelah para pemimpin Israel mengklasifikasikan permukiman antara permukiman strategis dan yang terisolasi, kebijakan mereka sekarang adalah membangun pemukiman di antara setiap permukiman dan mengepung kota-kota Palestina dan mengisolasi mereka dengan sabuk pemukiman yang membentang secara geografis dan memotong batas geografis keterhubungan mereka,” ujarnya.

Pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, meningkat drastis di bawah pemerintahan koalisi Israel yang baru saja dibubarkan. Persentasenya mencapai 62 persen dibandingkan kepemimpinan Benjamin Netanyahu sebelumnya.

Aktivitas pemukiman di Tepi Barat berkembang selama masa kekuasaan mantan Presiden AS Donald Trump, meskipun itu dianggap ilegal menurut hukum internasional dan mengancam solusi dua negara bagi Palestina untuk mendirikan negara merdeka berdasarkan perbatasan 1967. 

Pemukiman Israel di Wilayah Palestina adalah program yang disetujui oleh semua pemerintah Israel, karena mereka berharap dapat mencapai 1 juta pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 2025. Jumlah saat ini adalah 650 ribu di Tepi Barat dan 150 ribu di Yerusalem Timur, tinggal di 160 pemukiman dan 126 pos di area terbangun yang merupakan 1,6 persen dari total wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Pada Sabtu, Kantor Nasional untuk Mempertahankan Tanah dan Menentang Permukiman mengatakan, bahwa otoritas Israel baru-baru ini menyetujui rencana untuk membangun pemukiman baru di 259 dunum tanah Palestina milik kota Deir Istiya di provinsi Salfit.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement