Senin 15 Aug 2022 15:06 WIB

Hati-Hati Apabila Merasa Kelelahan Setelah Makan, Bisa Jadi Tanda Diabetes

Kelelahan menjadi salah satu tanda sakit diabetes yang kerap diabaikan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Kelelahan menjadi salah satu tanda sakit diabetes yang kerap diabaikan.
Foto: www.freepik.com.
Kelelahan menjadi salah satu tanda sakit diabetes yang kerap diabaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes adalah kondisi kesehatan kronis yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Saat ini, lebih dari 37 juta orang Amerika atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes. Namun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), satu dari lima orang tidak menyadari kondisi mereka, sehingga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius jika berlangsung lama.

Beberapa gejala diabetes tidak kentara, dan mungkin disalahartikan sebagai penyebab lain. Namun, para ahli mengatakan bahwa kelelahan merupakan satu gejala diabetes yang paling sering diabaikan.

Baca Juga

“Banyak orang memiliki alasan potensial lain untuk merasa lelah, seperti terlalu banyak bekerja, stres, kurang tidur, depresi atau gangguan mood lainnya, atau bahkan pulih dari COVID, sehingga mereka yang mengalami kelelahan akibat diabetes cenderung mengaitkannya dengan salah satu faktor lain ini,” kata Direktur Klinis perusahaan telehealth LifeMD, David Culpepper seperti dilansir dari BestLife, Senin (15/8/2022).

Menurut dia, orang dengan diabetes mungkin mengalami kelelahan setelah makan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah kelelahan yang dirasa disebabkan diabetes adalah dengan memperhatikan kapan Anda mengalaminya. Meskipun kelelahan yang dialami setiap saat dapat mengindikasikan ketidakseimbangan gula darah, Culpepper mengatakan kelelahan setelah makan (gejala yang dikenal sebagai postprandial somnolen) terutama menunjukkan kondisi tersebut.

"Jika kelelahan Anda terjadi secara khusus setelah makan, itu bisa menjadi tanda peringatan. Jika Anda mengalami kelelahan bahkan setelah cukup tidur, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda harus menjalani tes diabetes," saran dia.

Cara terbaik untuk menurunkan risiko diabetes adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan banyak berolahraga. Faktanya, merujuk American Diabetes Association (ADA), satu penelitian besar menemukan bahwa orang yang mengurangi berat badan mereka hingga tujuh persen mengalami penurunan risiko diabetes sebesar 60 persen di kemudian hari.

Untuk alasan ini, ADA menyarankan bahwa individu dengan pra-diabetes harus bertujuan untuk menurunkan minimal tujuh sampai 10 persen dari berat badan mereka untuk memangkas risiko diabetes. Mayo Clinic mengatakan cara terbaik untuk mencapai ini adalah dengan makan lebih banyak makanan nabati dan lemak sehat, sambil berolahraga lebih teratur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement