Senin 15 Aug 2022 18:21 WIB

Ekspor Indonesia Turun 2,20 Persen per Juli 2022

Penurunan ekspor Indonesia pada Juli didorong migas dan nonmigas

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2022 menurun dari bulan sebelumnya. Data BPS menyebutkan, nilai ekspor pada Juli 2022 sebesar 25,27 miliar dolar AS atau turun 2,20 persen month to month (mtm) dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 26,15 miliar dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2022 menurun dari bulan sebelumnya. Data BPS menyebutkan, nilai ekspor pada Juli 2022 sebesar 25,27 miliar dolar AS atau turun 2,20 persen month to month (mtm) dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 26,15 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2022 menurun dari bulan sebelumnya. Data BPS menyebutkan, nilai ekspor pada Juli 2022 sebesar 25,27 miliar dolar AS atau turun 2,20 persen month to month (mtm) dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 26,15 miliar dolar AS.

Hanya saja bila dibandingkan Juli 2021, kinerja ekspor naik 32,02 persen year on year (yoy). Nilai ekspor nasional pada periode tersebut sebesar 19,37 miliar dolar AS.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, penurunan ekspor Indonesia pada Juli ini didorong oleh penurunan baik ekspor minyak dan gas (migas), maupun penurunan ekspor nonmigas.

"Kalau melihat perkembangan secara bulanan, memang ekspor kita lebih rendah dari Juni 2022. Dikarenakan ada penurunan ekspor komoditas untuk migas dan nonmigas," tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/8).

Ia merincikan, ekspor migas pada Juli 2022 tercatat sebesar 1,38 miliar dolar AS atau turun 11,24 persen mom. Penurunan ekspor migas ini utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor minyak mentah sebesar 60,06 persen mtm dan juga penurunan volume ekspor minyak mentah yang mencapai 60,82 persen mtm.

Sedangkan ekspor nonmigas tercatat 24,20 miliar dolar AS. Angka itu turun 1,64 persen mtm. Penurunan ini didorong oleh penurunan ekspor besi dan baja sebesar 11,51 persen mtm, timah dan barang daripadanya turun 54,02 persen mtm, nikel dan barang daripadanya turun 15,53 persen mtm, serta kapal perahu dan struktur terapung dengan penurunan mencapai 82,30 persen mtm.

Sementara, data BPS menyebutkan, nilai impor Indonesia Juli 2022 mencapai 21,35 miliar dolar AS. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,64 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 39,86 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Pertumbuhan impor di Juli 2022 lebih rendah secara mtm (month to month), dan pertumbuhan impor di Juli 2022 secara yoy (year on year) mengalami perlambatan dibandingkan Juli 2021," jelas Setianto. Berdasarkan laporan BPS, Impor nonmigas Juli 2022 tercatat senilai 16,89 miliar dolar AS, turun 2,53 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 25,41 persen dibandingkan Juli 2021. 

Lalu, impor migas pada Juli 2022 senilai 4,46 miliar dolar AS. Angka itu naik 21,30 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 148,38 persen dibandingkan Juli 2021.

"Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 adalah logam mulia dan perhiasan atau permata 193,7 juta dolar AS atau setara 62,51 persen," tuturnya. Sedangkan penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Juli 2022 yaitu mesin atau peralatan mekanik dan bagiannya yang sebesar 175,6 juta dolar AS atau setara 6,28 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement