Selasa 16 Aug 2022 04:00 WIB

Masyarakat Diminta tak Abai Prokes

Prokes harus dipatuhi masyarakat.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Masyarakat Diminta Tak Abai Prokes. Foto:   Masker N95 (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Masyarakat Diminta Tak Abai Prokes. Foto: Masker N95 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Prof. Dr. dr Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, mengingatkan meskipun kasus sudah mulai melandai, namun risiko penulaean masih tetaplah ringgi. Oleh karenanya, masyarakat diminta untuk tidak abai dengan protokol kesehatan.

"Tadinya kasus sudah melandai sekarang orang-orang merasa tidak apa-apa. Ternyata ada mutasi dari si virus, sehingga kasus naik lagi. Nah risiko penularan dapat semakin meningkat jika masyarakat sudah mulai mengendurkan protokol kesehatan," ujarnya dalam diskusi daring, Senin (15/8/2022).

Baca Juga

Iris menekankan, penggunaan masker dapat mencegah penularan Covid-19. Ia pun mengingatkan untuk tidak merasa aman karena tidak semua orang memeriksakan diri.

Terlebih, varian Omicron bergejala ringan, seperti pilek biasa. Sehingga terkadang kerap dianggap bukan Covid-19. Oleh karenanya kombinasi penggunaan masker dan vaksinasi sangatlah penting.

"Jadi seringkali orang bertanya sudah vaksin kenapa masih kena. Karena adanya mutasi pada virus. Vaksin tetap ada gunanya. Menurunkan angka kematian dan kesakitan di rumah sakit. Jika terkena akan ringan sekali. Oleh karena itu harus pakai masker. Tidak bisa ditawar-tawar," tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, dr Sonny Harry B . Menurutnya, salah satu yang penting di dalam memutus mata rantai penularan adalah melaksanakan protokol kesehatan.

Sonny juga menyoroti positivity rate Covid-19 di Indonesia yang kini berada di 11,4 persen, melebihi standar aman dari Organisasi kesehatan Dunia (WHO). Namun, ia melihat kepatuhan warga Indonesia terhadap penerapan protokol kesehatan meningkat seiring COVID-19 melonjak.

"Per kemarin positivity rate kita di angka 11,4 persen. Jadi dalam rata-rata tujuh hari positivity rate kita di 11,4. itu cukup tinggi karena di luar batas aman yang ditetapkan WHO di atas 5 persen," ungkapnya.

"Jadi begitu masyarakat melihat ada kenaikan positivity rate, mereka cenderung meningkatkan lagi protokol kesehatan," sambungnya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan kasus COVID pada Senin (15/8) di Indonesia bertambah 3.558. Dengan penambahan ini, jumlah total kasus positif Covid-19 sebanyak 6.286.362 orang.

Untuk jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 26 orang menjadi sebanyak 157.252 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 52.181 kasus, berkurang 946 dari sehari sebelumnya.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 bertambah 4.508 orang sehingga menjadi sebanyak 6.076.929 orang.

Menurut data Satgas, tambahan kasus positif Covid-19 terbanyak disumbang oleh DKI Jakarta, yaitu sebanyak 1.902 orang. Selanjutnya Provinsi Jawa Barat dengan tambahan 572 orang positif Covid-19, Banten 388 orang, Jawa Timur 240 orang, Jawa Tengah 94, Bali 77 orang dan Sumatera Utara 59 orang.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement