Ganjar Ajak Ilmuwan Bangun Pertanian Pangan Alternatif di Jateng
Red: Muhammad Fakhruddin
Ganjar Ajak Ilmuwan Bangun Pertanian Pangan Alternatif di Jateng (ilustrasi). | Foto: ANTARA FOTO/Seno
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak kalangan ilmuwan ikut berperan aktif dalam membangun pertanian pangan alternatif di Jateng untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
"Bukan cuma beras, potensi pangan alternatif kita sangat banyak, kalau kita tidak punya gandum, kita masih punya porang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, singkong bahkan sagu, maka dengan ini saya mengundang, hai saudara-saudara para ilmuwan, silakan datang ke Jawa Tengah. Ayo gotong royong membangun pertanian pangan alternatif," kata Ganjar di Semarang, Senin.
Menurut Ganjar, produksi pangan alternatif di Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan karena saat ini Jateng cuma bisa memroduksi jagung 3,5 juta ton jagung per tahun, memroduksi singkong 3 juta ton, dan ubi jalar 140 ribu ton.
Selain itu, pertanian sorgum yang produktivitasnya mencapai 9 ton per hektare juga tengah digenjot, termasuk juga porang yang ditingkatkan di 4.000 hektare lahan yang tersebar di seluruh kabupaten di Jateng.
"Optimalisasi produktivitas dan potensi pangan alternatif yang ada di Jateng ini bukan cuma bisa kita gunakan untuk memperkuat konsumsi dalam negeri. Pasar ekspor sangat sangat terbuka untuk kita garap, ayo gotong royong mengelola dan mengoptimalkan seluruh potensi itu," ujarnya.
Ganjar sempat menceritakan ketika bertemu dengan para petani bawang putih di Kabupaten Tegal.
Diketahui bahwa produksi bawang putih di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal yang pernah mencapai masa kejayaan puluhan tahun silam, namun pertengahan hingga akhir tahun 1990-an produktivitas bawang petani di Tegal menurun.
Bahkan sempat jatuh karena kebijakan impor bawang putih yang membuat pada petani tidak berdaya. "Beberapa hari lalu waktu ngobrol dengan petani bawang putih di Kabupaten Tegal. Bertahun-tahun mereka dihajar habis oleh bawang putih impor. Bertahun-tahun mereka tidak berdaya, tapi tetap saja tidak mau menyerah," katanya.