Selasa 16 Aug 2022 10:51 WIB

Perayaan HUT RI ke-77 Bukti Keberhasilan Tangani Pandemi

Puan Maharani secara khusus berterima kasih kepada tenaga medis.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Ketua DPR Puan Maharani memberikan apresiasi secara khusus kepada seluruh anak bangsa yang telah berada di garis terdepan untuk membantu rakyat dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19 dalam sidang bersama MPR, DPR, dan DPD, Selasa (16/8/2022).
Foto: ANTAR/Indrianto Eko Suwarso
Ketua DPR Puan Maharani memberikan apresiasi secara khusus kepada seluruh anak bangsa yang telah berada di garis terdepan untuk membantu rakyat dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19 dalam sidang bersama MPR, DPR, dan DPD, Selasa (16/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia merupakan salah satu bukti keberhasilan negara dalam penanganan pandemi Covid-19. Apresiasi setinggi-tingginya ia sampaikan kepada tenaga kesehatan yang berada di garis depan dan berjibaku dalam menghadapi pandemi.

Berkat mereka dan kerja sama semua pihak, pandemi Covid-19 dapat ditangani dengan baik. Bahkan berdasarkan data Universitas Johns Hopkins terkait penanganan Covid-19 pada 2021, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara terbaik di dunia dalam menangani pandemi.

Baca Juga

"Mari kita berikan apresiasi secara khusus kepada seluruh anak bangsa yang telah berada di garis terdepan untuk membantu rakyat dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19. Terima kasih kepada tenaga kesehatan dan medis," ujar Puan dalam pidatonya di Sidang Bersama MPR, DPR, dan DPD, Selasa (16/8).

Kemampuan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19, semakin membuktikan bahwa kekuatan gotong royong merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila, jelas Puan, merupakan kekuatan nasional yang paling utama dalam menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Meninggalkan Pancasila sama halnya mencabut jati diri bangsa dari akar terdalamnya dan mengkhianati amanat para pendiri bangsa. Mengganti Pancasila akan berdampak pada hilangnya karakter sebagai bangsa yang ramah, toleran, dan bergotong royong," ujar Puan.

Pada usia ke-77, Indonesia telah menyusun dan membangun kemajuan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pasang surut gelombong pembangunan, disertai dengan gelombang globalisasi dan kemajuan teknologi telah menggerakan berbagai reformasi dan transformasi di dalam kehidupan berbangsa.

"Tugas membangun bangsa dan negara kita ke depan, menghadapi tantangan dan kendala yang tidak ringan," ujar Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

"Kita masih menghadapi ketidakpastian situasi pandemi Covid-19, konflik geopolitik, pemulihan ekonomi global ditengah kerentanan pangan, energi, pengangguran, tekanan moneter global, degradasi lingkungan hidup, serta ancaman bencana alam dan sebagainya," sambungnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement