REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menanggapi pidato dari Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama MPR, DPR, dan DPD. Menurutnya, inti dari pidato Jokowi adalah untuk mengingatkan semua pihak agar tetap waspada di tengah kondisi dunia yang tak menentu.
"Inti daripada yang disampaikan presiden, situasi dunia sangat tidak menentu, kondisi dunia memprihatinkan banyak negara diperkirakan akan sangat sangat sulit banyak kelaparan di seluruh dunia, Indonesia bersyukur, tapi kita juga harus waspada," ujar Prabowo di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Di tengah situasi yang tak menentu ini, Prabowo mengingatkan semua pihak untuk tetap rukun. Kerja sama, percaya pada pemimpin negara, hingga tak mudah terprovokasi jadi modal penting untuk menghadapi situasi tersebut.
"Dengan ketenangan dengan kerja sama yang baik, gotong royong, sebagaimana kita berhasil menghadapi pandemi, insya Allah kita akan hadapi situasi yang akan datang," ujar Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Presiden Joko Widodo menyampaikan capaian-capaian pemerintah sepanjang tahun 2022 dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8/2022). Termasuk, surplus Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional (APBN) Indonesia sebesar Rp 106 triliun.
"Sampai pertengahan tahun ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan listrik sebesar Rp 502 triliun pada tahun 2022 agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Menurut Presiden, tantangan bangsa Indonesia sangat berat karena di seluruh dunia sedang menghadapi ujian. Presiden menegaskan, krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. "Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi," tegas Presiden.
Presiden Jokowi menyebut ada 107 negara terdampak krisis, sebagian di antaranya jatuh bangkrut. Selanjutnya, diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
"Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," ujar Presiden.