REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemain sepak bola asal Prancis, yang juga adalah bek kiri Manchester City, Benjamin Mendy menjadi predator yang memperkosa wanita di rumahnya di Cheshire. Dia menjadikan para wanita itu sebagai barang yang digunakan untuk seks yang kemudian dibuangnya.
Dilansir dari laman Independent, Selasa (16/8/2022), Mendy didakwa atas delapan dakwaan pemerkosaan, satu dakwaan percobaan pemerkosaan dan satu dakwaan penyerangan secara seksual. Aksi bejatnya itu pun diungkap dalam pengadilannya.
Dalam satu kasus, Mendy diduga mengambil ponsel korban dan melihat foto-foto mesra yang disimpannya di ponsel. Ketika korban meminta ponselnya kembali, Mendy menyebut akan mengembalikannya jika korban membuka pakaiannya.
Korban kemudian melepas pakaiannya dan berharap bisa mengambil ponselnya. Namun Mendy datang dari arah belakang dan memperkosa korban meski korban keberatan.
Pada kesempatan lainnya, seorang wanita menutup rapat lututnya agar Mendy tidak memperkosanya. Nama Louis Saha Matturie pun muncul sebagai penyedia wanita muda untuk Mendy.
Matturie didakwa atas delapan dakwaan pemerkosaan dan empat dakwaan penyerangan seksual. Keduanya menyangkal terhadap tuduhan tersebut.
Dalam kasus lain, seorang wanita yang menginap di rumah Mendy usai pesta kolam renang diduga terbangun dari tidurnya karena keduanya memperkosanya. Terbukti dari DNA Mendy dan Saha Matturie yang ditemukan dalam celana dalam korban, di mana korban tidak ingat berhubungan seks dengan Saha Matturie.
Pengacara penuntut, Timhoty Cray mengatakan pada pengadilan bahwa kedua terdakwa berpikir perasaan dan emosi korban tidak berarti apapun. Cray menilai bagi keduanya wanita-wanita ini adalah barang sekali pakai.
"Bagi mereka, wanita-wanita ini sekali pakai, barang-barang yang digunakan untuk seks, dibuang setelah digunakan," kata Cray.
Sebanyak 13 wanita berbeda pun akan dihadirkan sebagai korban kekejaman Mendy. Dugaan kejahatan terjadi di kediaman Mendy di Mottram St Andrew, Chesire dari Oktober 2019 hingga Agustus 2021.
Lokasi dan desain rumah membantu Mendy mengisolasi para wanita itu. Hal ini membuat wanita lebih rentan terhadap rayuannya.
"Rumahnya 17 mil selatan pusat kota Manchester, jika anda datang dan belum pernah kesana, ada gerbang tua yang besar terkunci di belakang anda yang membuat anda rentan," kata Cray.
Cray pun menyebut wanita yang dibawa ke rumahnya seringkali dalam keadaan mabuk. Dua wanita ditahan di ruang kerja dan kamar tidur utama sebelum mereka diduga diperkosa.
Jaksa memperlihatkan video pintu-pintu kamar yang memiliki 'panic key' di mana jika rumah itu dirampok pintu akan terkunci dengan sendirinya. Pintu memiliki dua gagang yang hanya bisa dibuka jika membuka kedua gagangnya. Sehingga ketika terjebak, orang akan hanya menarik satu gagang pintu ketika mencoba keluar.
Jaksa pun menilai Mendy dan Saha Matturie adalah pemangsa yang melakukan pelanggaran seksual serius dan tidak akan menerima jawaban tidak. Jaksa menilai mereka membangun situasi di mana 'tidak' bukanlah jadi pilihan bagi wanita.