REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sekaligus Akademisi dari Universitas Esa Unggul Iswadi menilai sejumlah ikrar setia narapidana terorisme (napiter) yang terjadi tak lepas dari hasil edukasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Ia mengatakan, langkah kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar dan jajarannya terbilang efektif.
"Kemarin 40 napiter ikrar setia kepada NKRI. Ini seperti memberikan kado istimewa untuk Hari Kemerdekaan Indonesia dengan Ikrar setia 40 Napiter kepada NKRI ini," ujar Iswadi yang juga Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) ini, Selasa (16/8/2022).
Pembina Yayasan Al-Mubarrak Fil-Ilmi tersebut mengatakan, dengan ikrar dari 40 orang napiter yang terafiliasi dengan jaringan JI dan JAD untuk berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945, tulus dan setia kepada NKRI patut diapresiasi.
“Ikrar ini juga bentuk edukasi yang positif kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh radikalisme dan terorisme," kata Iswadi. “Napiter saja yang merupakan pelaku terorisme, sudah mengakui dan menegaskan bahwa paham dan tindakannya salah dan saat ini telah mengakui Pancasila dan setia pada NKRI," kata dia.
Akademisi berdarah Aceh ini berharap peran BNPT dengan strategi pentahelix-nya dapat terus bersinergi dengan masyarakat. Kemudian, diharapkan pula dapat terus menggalang berbagai elemen bangsa untuk bersama melawan radikalisme, menggalakkan pencegahan dan deradikalisasi.
Dilansir dari Antara, dalam rangka menyambut HUT RI ke-77, BNPT bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) menyelenggarakan Ikrar Setia NKRI terhadap 40 orang napite di Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/8/2022). Ikrar ini merupakan tekad dan pembuktian napiter untuk meninggalkan segala bentuk aktivitas terorisme.