REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas pada Selasa (16/8/2022) meminta Jerman dan negara-negara Eropa lainnya untuk mengakui kenegaraan Palestina. Abbas juga menyerukan agar Eropa mendukung upaya untuk solusi konflik Timur Tengah.
“Mengakui status negara Palestina akan membantu kami, dan akan mendukung menemukan solusi, yang kami inginkan hanyalah kebebasan dan stabilitas dalam negara yang berdaulat dan demokratis, di mana semua warga negara akan menikmati hak yang sama,” ujar Abbas, dilansir Anadolu Agency, Rabu (17/8/2022).
Abbas mengecam pemerintah Israel karena merusak upaya perdamaian. Dia juga menuduh Israel melakukan tindakan apartheid terhadap rakyat Palestina. “Palestina berada di bawah pendudukan selama beberapa dekade, ini harus diakhiri,” kata Abbas.
Abbas mengatakan, jika kenegaraan Palestina diakui oleh lebih banyak negara, dan Palestina memenangkan keanggotaan penuh di PBB, maka akan membuka jalan bagi momentum baru. Langkah ini akan dapat memfasilitasi solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Ssmentara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan dukungan terhadap solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Scholz juga mengkritik perluasan permukiman Israel, sehingga menimbulkan ketegangan di wilayah pendudukan Palestina.
Dalam konferensi pers bersama dengan Abbas, Scholz mencatat, dia memiliki perbedaan pandangan dengan pernyataan Abbas terkait tindakan apartheid oleh Israel terhadap Palestina. "Saya tidak berpikir itu menggambarkan situasi dengan benar," ujarnya.
Scholz mengatakan, Pemerintah Jerman akan terus mendukung upaya internasional untuk solusi politik konflik Timur Tengah. Namun dia tidak akan mendukung inisiatif sepihak, yang dapat merusak upaya ini.
“Palestina memiliki status pengamat di PBB, saya pikir ini bukan waktu yang tepat untuk mengubah ini,” ujar Scholz.