REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aneka ragam cara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, mulai dari upacara bendera, malam renungan, hingga perlombaan rakyat yang menghibur, seperti balap karung atau panjat pinang. Namun, berbeda dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.
Bank BUMN yang fokus pada properti ini memilih untuk memerdekakan masyarakat dalam melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi transaksi hunian impian. Adalah Program KPR BTN Bebas Edisi HUT Kemerdekaan RI ke-77.
Senior Vice President Nonsubsidize Mortgage and Personal Lending Bank BTN, Iriska Dewayani, mengungkapkan melalui KPR BTN Bebas Edisi Kemerdekaan, masyarakat benar-benar merdeka dari biaya-biaya saat pengajuan kredit, seperti administrasi, appraisal, dan BPHTB. "Masyarakat cukup membayar down payment (DP) sudah bisa punya rumah impian yang selama ini diidam-idamkan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, suku bunga KPR yang ditawarkan juga cukup ringan, mulai dari 2,22 persen fixed selama setahun, dengan jangka waktu kredit hingga 30 tahun serta angsuran berjenjang. Masyarakat yang bertransaksi rumah dengan skema KPR dipastikan lebih mudah tanpa beban biaya tambahan. "Dengan begitu, masyarakat benar-benar merasakan kemerdekaan dalam memiliki hunian impian," kata Riska, sapaan akrabnya.
Berdasarkan survei dari IPEX Loyalty Members (ILM) kepada 3.600 calon pembeli bahwa sebanyak 80 persen adalah milenial. Lalu hampir 90 persen merupakan calon pembeli rumah pertama yang tersebar baik di Jabodetabek maupun luar Jabodetabek.
Merespons hasil survei itu, BTN sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan tentu akan memaksimalkan potensi yang ada. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung penyediaan pembiayaan perumahan yang layak kepada seluruh masyarakat, termasuk melalui subsidi maupun nonsubsidi.
Perumahan begi milenial mengedepankan konsep transit oriented development (TOD) yang telah dimulai sejak 2021. Adapun kriteria model perumahan tersebut meliputi, pembangunan bersifat mix concept, high density occupancy, rumah terjangkau dalam area bisnis, kawasan bisnis terjangkau, jalan setapak dan alur bersepeda, fasilitas publik, tempat parkir minim, ketersediaan bus/LTR/kereta, dan green building.
Riska optimistis pasar properti segera bangkit setelah dua tahun mengalami pasang surut akibat pandemi Covid-19. Pasca pelonggaran aturan social distancing oleh pemerintah, perlahan namun pasti kepercayaan masyarakat untuk membeli hunian mulai tumbuh. Terbukti, transaksi properti pada ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) bulan Mei lalu meningkat signifikan, bahkan jauh melampaui angka target yang ditentukan Bank BTN.
Lantaran itu, BTN kembali menggelar IPEX pada 13-21 Agustus 2022 di JCC Senayan, Jakarta. Saat pembukaan, akhir pekan lalu, masyarakat antusias menyambutnya. Pada hari pertama, pengunjung membeludak. "Melihat respons yang cukup tinggi tersebut, kami yakin transaksi pengajuan kredit bisa mencapai Rp 2,5 triliun hingga akhir pameran," ujar Riska.