Rabu 17 Aug 2022 20:13 WIB

Ratusan Perempuan Berkebaya Jadi Pengawal Bendera Pusaka Sampai ke Istana

Pertiwi Indonesia menginisiasi perempuan berkebaya menjaga bendera pusaka

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Sejumlah 200 perempuan berkebaya membentuk Barisan Penjaga Bendera Pusaka yang mengawal keluarnya Bendera Pusaka Merah Putih dari penyimpanannya di Monumen Nasional (Monas) bersama dengan Paskibraka dan Paspamres.
Foto: Pertiwi Indonesia
Sejumlah 200 perempuan berkebaya membentuk Barisan Penjaga Bendera Pusaka yang mengawal keluarnya Bendera Pusaka Merah Putih dari penyimpanannya di Monumen Nasional (Monas) bersama dengan Paskibraka dan Paspamres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Perempuan Pertiwi Indonesia semakin memperkuat visi dan misinya untuk terus meningkatkan kualitas perempuan Indonesia menjadi yang terdepan, mandiri dan berwawasan kebangsaan dengan menginisiasi dan mengkoordinasikan persembahan khusus dalam peringatan hari ulang tahun ke-77 kemerdekaan Republik Indonesia. Sejumlah 200 perempuan berkebaya membentuk Barisan Penjaga Bendera Pusaka yang mengawal keluarnya Bendera Pusaka Merah Putih dari penyimpanannya di Monumen Nasional (Monas) bersama dengan Paskibraka dan Paspamres.

Sementara, 18 orang perempuan berkebaya ikut dalam kirab mengiringi kereta kencana yang membawa Bendera Pusaka Merah Putih tersebut dari Monumen Nasional untuk dikibarkan pada Upacara Kenegaraan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka. Barisan berkebaya ini merupakan tindak lanjut dari dukungan penuh Presiden Jokowi atas gerakan memasyarakatkan tradisi berkebaya dan pendaftaran tradisi berkebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO yang didorong oleh Putri Kus Wisnu Wardani, anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga salah satu pendiri Pertiwi Indonesia.

Dukungan Presiden dan tingginya animo perempuan Indonesia dalam menggunakan kebaya dan kain nusantara berdampak positif pada pelestarian budaya serta kemajuan ekonomi dari industri berbasis budaya membuat Pertiwi memantapkan langkah sebagai penggagas pemersatu komunitas berkebaya dalam berjuang bersama memasyarakatkan tradisi berkebaya di kehidupan sehari-hari perempuan Indonesia dan mendukung nominasi tunggal Indonesia dalam pendaftaran tradisi berkebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Segala persiapan dan fasilitas dari persiapan acara hingga hari pelaksanaan meliputi kebutuhan fasilitas keamanan, kesehatan, konsumsi sampai kenyamanan peserta dilakukan Pertiwi Indonesia dengan dukungan dari berbagai lembaga swasta maupun instansi Pemerintah. Sejumlah 200 lebih perempuan yang bergabung dalam Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka ini mewakili berbagai komunitas peduli berkebaya di Indonesia seperti Kebaya Foundation, Perempuan Berkebaya Indonesia, Citra Kartini Indonesia, Sekar Ayu Jiwanta, Warisan Budaya Indonesia, Srikandi BNI, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, Bunda Milenial, Perempuan Indonesia Maju dan lainnya.

“Para perempuan yang sebagian besar adalah kaum ibu sangat bersemangat melakukan yang terbaik dengan berlatih intensif bersama Kogartap 1 untuk sinkronisasi Barisan Berkebaya ini dengan Paskibra dan Paspampres yang akan bertugas dalam prosesi menjelang Upacara Kenegaraan Perayaan Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara” ujar Dara Eriza Iswari, Sekjen Pertiwi Indonesia, dalam siaran persnya.

Melalui Barisan Berkebaya ini, Pertiwi Indonesia sekaligus memperlihatkan bahwa tradisi berkebaya sebagai busana perempuan Indonesia sehari-hari adalah nyata sejak jaman dulu. Kebaya dikenakan dalam berbagai kegiatan tanpa batasan tempat dan waktu, baik kegiatan sehari-hari, upacaraupacara tradisional maupun acara-acara resmi.

Beragam jenis kebaya ditampilkan, baik kebaya panjang, kebaya pendek, kebaya kutu baru, kebaya Kartini serta kebaya-kebaya khas hasil akulturasi budaya dari berbagai daerah seperti kebaya Sunda, kebaya Bali, kebaya Jawa, kebaya Kudus, kebaya Betawi, kebaya Madura, kebaya Sumatera-Melayu dan juga kebaya Peranakan.

Hal ini menunjukkan bagaimana berkebaya tetap relevan dengan gaya hidup masa kini dan ikut berevolusi sejalan dengan perubahan zaman. Miranti Serad Ginanjar selaku Ketua Panitia Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka dan juga pegiat komunitas berkebaya berharap inisiasi ini akan semakin menyatukan semangat dan upaya untuk lebih memasyarakatkan berkebaya beserta segala tradisi dan kearifan lokalnya.

Pertiwi Indonesia menginisiasi Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka dengan melibatkan dukungan dari Puteri Indonesia, para perempuan penggiat berbagai komunitas berkebaya, hingga ibu-ibu bakul jamu gendong dan bakul pasar Klewer yang secara khusus datang dari Solo. Semangat dan antusiasme ini diharapkan memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya mendaftarkan tradisi berkebaya menjadi warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement