REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak jajarannya di Kementerian Agama dan masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja dan cinta. Menurutnya, cara itulah yang bisa dilakukan guna mengisi kemerdekaan.
"Mari mengisi kemerdekaan ini dengan kerja, kerja, dan kerja. Kita bangun negeri ini dengan hati dan cinta," kata Gus Yaqut usai mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/8/2022).
"Kita semua adalah penerus para pendiri bangsa menuju Indonesia yang maju dan damai," lanjut Gus Yaqut.
Khusus kepada ASN Kementerian Agama di seluruh Indonesia, Gus Yaqut berpesan untuk membumikan semangat kemerdekaan dengan semangat menjalankan roda birokrasi secara efektif dan profesional. Menurutnya, birokrasi ke depan harus dijalankan dengan penuh inovasi dan kreativitas, tidak apa adanya.
"Kita harus berlari meningkatkan kualitas layanan publik, agar masyarakat semakin mudah dan cepat mengakses seluruh layanan yang ada," ucap Gus Yaqut.
Gus Yaqut meminta ASN Kementerian Agama berfikir out of the box dalam melahirkan kebijakan publik. "Tinggalkan cara kerja birokrasi yang mempersulit. Yang sulit dipermudah. Yang mudah dipercepat," sambung Gus Yaqut.
Gus Yaqut juga menyampaikan Kemenag ke depannya harus hadir dengan semangat layanan publik yang prima, ramah dan toleran. Layanan publik Kemenag harus hadir bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakangnya.
"Bukan zamannya lagi layanan publik Kemenag memilah dan memilih siapa yang akan dilayani. Semua harus berpegang pada amanat UU sebagai abdi negara bahwa ASN hadir untuk melayani masyarakat, bukan untuk dilayani masyarakat," tutur Gus Yaqut.
Di sisi lain, Gus Yaqut menekankan ASN Kemenag harus memastikan dirinya sebagai teladan sosok nasionalis yang mampu menjabarkan keberagamaannya dalam bingkai NKRI, profesional, dan berintegritas. Ia menginstruksikan ASN Kemenag menjadi teladan dan penggerak bagi moderasi beragama di masyarakat yang tidak mempertentangkan antara semangat keagamaan dan kebangsaan.
"Tak boleh ada ASN Kemenag yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, karena Pancasila merupakan kesepakatan para pendiri bangsa. Kita harus satu visi sebagai abdi negara, tidak boleh saling menjegal atau bahkan berselisih ideologi," tegas Yaqut.