Kamis 18 Aug 2022 11:20 WIB

Jokowi Bersyukur Harga Beras di Indonesia Masih Terkendali

Jokowi menyebut rata-rata harga beras nasional masih di bawah Rp 10 ribu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani memanen padi di lahan persawahan, Kebumen, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, harga pangan, utamanya harga beras di Indonesia masih bisa dikendalikan dengan baik di tengah berbagai krisis yang terjadi saat ini. Bahkan, rata-rata harga beras nasional pun masih di bawah harga di berbagai negara lain, yakni sekitar Rp 10 ribu.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petani memanen padi di lahan persawahan, Kebumen, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, harga pangan, utamanya harga beras di Indonesia masih bisa dikendalikan dengan baik di tengah berbagai krisis yang terjadi saat ini. Bahkan, rata-rata harga beras nasional pun masih di bawah harga di berbagai negara lain, yakni sekitar Rp 10 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, harga pangan, utamanya harga beras di Indonesia masih bisa dikendalikan dengan baik di tengah berbagai krisis yang terjadi saat ini. Bahkan, rata-rata harga beras nasional pun masih di bawah harga di berbagai negara lain, yakni sekitar Rp 10 ribu.

Sedangkan di sejumlah negara lainnya harga beras sudah melonjak tinggi. Seperti di Jepang yang mencapai Rp 66 ribu, di Korea Selatan mencapai Rp 54 ribu, di Amerika Rp 53 ribu, dan di China Rp 26 ribu.

“Ini yang terus harus kita pertahankan,” kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Selain itu, lanjut dia, sepekan lalu Indonesia juga mendapatkan sertifikat penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) untuk sistem ketahanan pangan dan swasembada beras.

Baca juga : Mulai Oktober SUV Premium Asal Cina Ini Mengaspal di Tanah Air, Berapa Harganya?

Jokowi pun meminta agar prestasi ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan sehingga Indonesia tak hanya mencapai swasembada beras, namun juga bisa melakukan ekspor beras untuk membantu mengatasi kelangkaan pangan yang terjadi di beberapa negara.

Dari laporan lembaga internasional, Jokowi menyebut sebanyak 60 negara diprediksi akan ambruk perekonomiannya. Sedangkan sekitar 345 juta orang di 82 negara akan mengalami kekurangan pangan akut dan juga kelaparan.

Meskipun harga pangan cukup terkendali, Presiden meminta seluruh kepala daerah untuk mengecek angka inflasi di masing-masing wilayahnya. Sehingga penyebab tingginya inflasi di daerah dapat segera diatasi.

“Tanyakan di daerah kita apa yang harganya naik, yang menyebabkan inflasi. Bisa saja beras, bisa. Bisa saja tadi, bawang merah bisa, bisa saja cabai. Dan dicek tim pengendali inflasi pusat cek, daerah mana yang memiliki pasokan cabai yang melimpah atau pasokan beras yang melimpah, disambungkan. Ini harus disambungkan,” ujar Jokowi.

Jokowi pun menekankan agar seluruh jajaran pemerintah baik pusat maupun daerah agar tak lagi bekerja standar dan bekerja rutinitas. Sebab, kondisi di dunia saat ini sedang sulit mengingat adanya pandemi Covid-19, munculnya krisis pangan, energi, dan juga krisis keuangan.

Baca juga : Bulog: Penghargaan IRRI Bukti Lumbung Beras Indonesia Aman

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam laporannya menyampaikan, harga pangan per hari ini mulai relatif stabil.

“Harga beras itu juga rata-rata masih kuat seperti yang tadi disampaikan sekitar Rp 10 ribu. Daging sapi pun sudah turun harganya, daging ayam turun. Demikian pula terkait dengan gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabe merah itu seluruhnya turun dan bahkan harga daging ayam sudah di bawah Rp 20 ribu terkendali,” jelas Airlangga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement