Kamis 18 Aug 2022 12:33 WIB

Hujan Deras Guyur Selandia Baru, Berpotensi Longsor

Hujan lebat ini memaksa ratusan orang mengungsi, serta memicu penutupan jalan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi hujan. Hujan deras mengguyur wilayah barat dan utara South Island, Selandia Baru selama tiga hari berturut-turut hingga Kamis (18/8/2022).
Foto: AP/David Goldman
Ilustrasi hujan. Hujan deras mengguyur wilayah barat dan utara South Island, Selandia Baru selama tiga hari berturut-turut hingga Kamis (18/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Hujan deras mengguyur wilayah barat dan utara South Island, Selandia Baru selama tiga hari berturut-turut hingga Kamis (18/8/2022). Hujan lebat ini memaksa ratusan orang mengungsi, serta memicu penutupan jalan, sekolah, dan tanah longsor.

Data peramal cuaca Metservice menunjukkan wilayah utara South Island  telah menerima lebih dari 300 milimeter hujan dalam 24 jam terakhir. Peringatan hujan lebat diumumkan di wilayah barat South Island dan di wilayah utara North Island.

Baca Juga

Data Metservice menunjukkan Kota Nelson di South Island telah mengalami curah hujan sebesar 106 milimeter sejak tengah hari pada Selasa (16/8/2022). Curah hujan ini lebih tinggi dari rata-rata curah hujan untuk seluruh Agustus sebesar 80 milimeter. 

Pihak berwenang mengatakan, lebih dari 230 rumah di Nelson telah dievakuasi. Sementara sebagian besar fasilitas umum dan jalanan ditutup.

Sebuah pernyataan di situs website Dewan Kota Nelson memperingatkan, hujan yang terus berlanjut dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, dan evakuasi. Walikota Nelson, Rachel Reese mengatakan, kota itu berhasil melewati malam tanpa insiden besar. Namun infrastruktur kota berada di bawah tekanan.

“Kami menangani banyak air limbah yang meluap,” kata Reese.

Di pantai barat South Island, Dewan Distrik Buller mengatakan, warga dari 160 rumah yang dievakuasi dapat kembali ke tempat tinggal mereka untuk menilai kerusakan. Tapi dewan distrik memperingatkan bahwa, hujan deras akan belum berakhir dan ada kemungkinan mereka harus mengungsi lagi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement