Kamis 18 Aug 2022 14:23 WIB

Thailand akan Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Epidemiolog: Tidak Perlu Meniru

Thailand dan sejumlah negara lain akan mulai berdampingan dengan covid.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
 Thailand akan Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Epidemiolog: Tidak Perlu Meniru. Foto:  Ilustrasi menurunnya jumlah kasus Covid-19 pada tahun 2022.
Foto: www.freepik.com
Thailand akan Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa, Epidemiolog: Tidak Perlu Meniru. Foto: Ilustrasi menurunnya jumlah kasus Covid-19 pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah negara di dunia mulai berdamai dengan Covid-19. Salah satunya yakni Thailand, yang akan menganggap Covid-19 sebagai flu biasa.

Adapun, kebijakan ini sendiri mulai akan berlaku pada 1 Oktober 2022. Thailand bahkan juga akan menurunkan peringkat Covid-19 dari penyakit menular berbahaya menjadi penyakit yang memerlukan pemantauan.

Baca Juga

Menanggapi kebijakan ini, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menilai Indonesia tidak perlu mengikuti kebijakan negara lain. "Indonesia tidak perlu meniru kebijakan negara lain," tegas Pandu dalam diskusi daring, Kamis (18/8/2022).

Sebelumnya Pandu mengatakan, masyarakat hanya perlu fokus dalam dua hal, yaitu protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19. Ia menjelaskan bahwa hal ini dapat dilakukan sebagai bentuk pengendalian dalam menangani pandemi Covid-19 dengan cara-cara yang lebih bisa diterima masyarakat.

Pandu menjelaskan bahwa sangat tidak memungkinkan penularan dicegah 100 persen. Sehingga langkah yang didorong adalah dengan dua kombinasi berupa protokol kesehatan dan vaksinasi.

“Dengan dua kombinasi itu dampaknya besar sekali pencegahan pertama adalah prokes, pencegahan berikutnya ada vaksinasi untuk memberikan imunitas atau pertahanan bagi setiap individu,” ungkap Pandu.

Diketahui, Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bersama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan hasil survei serologi SARS-CoV-2 di Indonesia pada bulan Juli 2022 menunjukkan adanya peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2. Dari 87,8 persen pada hasil sero survei di bulan Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022.

Menurut Pandu, hasil sero survei kali ini, lebih dari separuh penduduk kadar antibodinya meningkat di atas 1.000 U/mL. Dia juga mengatakan makin dosis vaksinasi, maka makin tinggi kadar antibodi.

“Apa jadi message (pesan) yang kita bisa tarik dari hasil survei yang membandingkan antara Juli, survei yang kemarin kita kumpulkan, dan kita bandingkan dengan Desember? Ternyata, dengan melengkapi vaksinasi hingga menjadi booster (dosis ketiga vaksinasi COVID-19), itu meningkatkan kadar antibodi," tuturnya.

Pandu melanjutkan, dampak dari vaksinasi booster adalah angka keparahan yang masuk ke rumah sakit (RS) dan angka kematian tidak meningkat tajam dan justru malah melandai, saat terjadi lonjakan kasus COVID-19. Artinya, semua perlu mendapatkan booster dan menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat.

“Tidak bisa hanya pemerintah, karena vaksinasi ini bisa bermanfaat kalau sudah disuntik. Dan yang mau disuntikkan itu adalah masyarakat. Jadi masyarakat perlu untuk segera datang ke layanan kesehatan untuk segera divaksinasi.booster," tegasnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement