Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Deteksi Dini Stunting
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
ilustrasi Stunting | Foto: Republika/Mardiah
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa UGM mengembangkan aplikasi untuk mendeteksi dini stunting. Selain sebagai alat deteksi dini stunting, aplikasi yang dinamai Stuntech ini memudahkan pengguna dalam memantau perkembangan dan riwayat kesehatan anak.
Aplikasi Stuntech dikembangkan Putri Rahmadyani Condroasih (FKKMK), Roihatul Jannah, M Fahru Rozi, Kevin Agusto (SV) dan Nur Ismail Rizkyawan (FT). Melalui PKM-KC UGM dan berhasil lolos mendapat pendanaan dari Kementerian Dibudristek.
Putri mengatakan, pengembangan aplikasi bermula dari keprihatinan mereka akan tingginya prevalensi stunting di Tanah Air. Ditambah persoalan gizi anak lain yang dapat memberi dampak signifikan dan serius terhadap kesehatan masyarakat.
"Kami memandang perlunya pengembangan teknologi berupa aplikasi dan website yang menghimpun data pemeriksaan antropometri anak untuk deteksi dini stunting dan menyediakan all-in-one platform bagi penderita stunting yang aksesibel," kata Putri, Kamis (18/8).
Ia menekankan, persoalan stunting perlu jadi perhatian bersama. Sebab, stunting kepada anak bisa terkait peningkatan risiko penyakit sampai kematian. Melalui pengembangan ini diharap memberi laporan atau peringatan dini bila ada indikasi.
"Dengan Stuntech bisa digunakan untuk memantau kondisi kesehatan anak sebagai usaha pencegahan stunting," ujar Putri.
Roihatul menekankan, aplikasi yang mereka buat tidak hanya memberikan laporan atau peringatan dini bila terdapat indikasi stunting. Namun, dilengkapi pula fitur-fitur seperti data riwayat kesehatan dan data kondisi kesehatan anak.
Ada pula fitur edukasi berupa informasi dan rekomendasi kandungan gizi makanan serta pengingat makan. Maps turut tampilkan faskes terdekat dan fitur konsultasi pengalaman antara pengguna dengan pengguna dan antara pengguna dengan ahli gizi.
"Aplikasi Stuntech saat ini sudah dapat diunduh melalui tautan https://bit.ly/STUNTECH," ujar Roihatul.
Nantinya, Roihatul mengungkapkan, Stuntech akan dikembangkan agar dapat terintegrasi dengan penyedia layanan kesehatan dan pemerintah. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah screening faktor risiko dan manajemen stunting.
Dosen pendamping dari tim pengembang Stuntech, dr Arta Farmawati menambahkan, aplikasi yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM ini merupakan sebuah inovasi baru yang diharapkan dapat bermanfaat. Baik bagi orang tua maupun tenaga kesehatan.
"Utamanya, untuk melakukan monitoring tumbuh kembang serta kesehatan anak, sehingga meminimalisir faktor risiko stunting," kata Arta.