Kamis 18 Aug 2022 17:08 WIB

Wapres: Kita Masih Kekurangan Kelompok Offtaker Hasil Produksi

Offtaker berperan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi maupun setengah jadi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat diwawancarai wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (18/8/2022). Fauziah Mursid/Republika
Foto: Fauziah Mursid/Republika
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat diwawancarai wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (18/8/2022). Fauziah Mursid/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menilai Indonesia perlu memperbanyak kelompok penyalur (offtaker) hasil produksi sumber daya alam mulai dari pertanian, perkebunan, kelautan dan juga pertambangan. Wapres mengatakan, offtaker ini berperan dalam mengolah berbagai produk pertanian, perkebunan, kelautan, pertambangan menjadi produk jadi maupun setengah jadi.

"Kelompok inilah yang masih kurang yang perlu kita terus tumbuhkan, yaitu kelompok yang bisa menyerap hasil-hasil produksi yang ada, kelautan, pertambangan, perkebunan, sehingga bisa menjadi barang jadi atau setengah jadi," kata Wapres Ma'ruf dalam acara peringatan Hari Konstitusi Tahun 2022 dan Hari Ulang Tahun MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Baca Juga

Ia juga mendorong untuk memperbanyak upaya hilirisasi berbagai produk pertanian, perkebunan, kelautan dan pertambangan tersebut. Dia meyakini, semakin berkembangnya hilirisasi produk, akan semakin mempercepat pembangunan kesejahteraan, menghilangkan kemiskinan dan kesenjangan yang ada di masyarakat.

"Kita perlu memperbanyak hamzah washal, yang saya maksud yaitu kelompok masyarakat yang mampu mengolah berbagai produk-produk pertanian, perkebunan, kelautan dan pertambangan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wapres Ma'ruf juga mengingatkan agar masyarakat Indonesia berjuang dalam pemulihan ekonomi atau berjihad secara ekonomi. Ia mengatakan, tantangan bangsa Indonesia saat ini berbeda pada saat tahun 1945 melawan penjajah.

Saat ini, kata Wapres, Indonesia mengalami ancaman krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan akibat ketidakpastian situasi global.

"Kalau dulu jihad menghadapi musuh, kita sekarang menghadapi jihad ekonomi, yaitu pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat," kata Kiai Ma'ruf.

Karena itu, Wapres Ma'ruf berharap peringatan Hari Konstitusi yang diperingati setiap 18 Agustus menjadi momentum konstitusi bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada. Dia mengingatkan, adanya krisis tidak lepas terjadinya berbagai persoalan dunia mulai dari perang geopolitik Rusia-Ukraina, perubahan iklim, dan dampak lanjutan dari pandemi Covid-19

"Sebagai tantangan kita ke depan. Kita ingin pulih setelah menghadapi pandemi karena itu. Maka Kita harapkan melalui semangat 45 dan semangat keikhlasan para pejuang untuk menjiwai kita semua, kita melakukan jihad ekonomi ke depan," kata Wapres Ma'ruf.

Kiai Ma'ruf pun berharap masyarakat bisa melepaskan kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.

"Karena itu kita semua sepakat bahwa kita mengesampingkan kepentingan kelompok, kepentingan golongan demi untuk memenuhi panggilan Ibu Pertiwi," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement