REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Militer Jerman membuka kembali penerbangan ke Mali setelah sempat menghentikan sebagian besar operasinya di negara Afrika Barat itu karena berselisih dengan pemerintah setempat mengenai izin penerbangan.
Pada Kamis (18/8/2022) Berlin mengirimkan sekitar 1.000 pasukan ke Mali, sebagian besar ke utara Kota Gao. Tugas utama mereka mengumpulkan informasi untuk misi perdamaian PBB, MINUSMA.
Jerman menangguhkan misi pengumpulan informasi militer pada Jumat (12/8/2022). Setelah pihak berwenang setempat berulang kali menahan izin terbang.
MINUSMA dibentuk tahun 2013 untuk membantu pasukan asing dan lokal melawan milisi bersenjata. Tapi beberapa bulan terakhir terdapat ketegangan antara pihak berwenang Mali dan misi tersebut.
Partisipasi Berlin dalam MINUSMA menjadi kontroversial di Jerman. Sebab negara Afrika Barat itu memiliki hubungan kuat dengan Rusia sejak zaman Uni Soviet.
Sejak akhir tahun lalu pasukan perusahan militer Wagner Group yang dekat dengan Kremlin membantu angkatan bersenjata Mali melawan pemberontak.