Jumat 19 Aug 2022 00:32 WIB

Karawang akan Dijadikan Sentra Penyedia Benih Ikan Nila

Sekarang ini sudah banyak pembenih ikan nila di Karawang

Red: Nur Aini
Warga membeli benih ikan nila, ilustrasi
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Warga membeli benih ikan nila, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan bakal menjadikan Karawang sebagai daerah penyedia benih ikan nila dalam rangka menyokong kalangan pembudi daya perikanan di daerah tersebut.

"Sekarang ini sudah banyak pembenih ikan nila di Karawang, jadi kita akan melakukan pengembangan untuk mendukung mereka," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan setempat Abu Bukhori, di Karawang, Jabar, Kamis (18/8/2022).

Baca Juga

Sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan, ada sekitar 50 pembenih ikan nila di Karawang. Selanjutnya, kata dia, dinas akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pelaku usaha perikanan, baik yang perseorangan maupun kelompok, agar mereka mampu menciptakan benih ikan nila yang berkualitas.

Ia mengutarakan harapannya agar ke depannya, Karawang mampu menyediakan benih ikan nila berkualitas. Karena saat ini pihaknya masih kesulitan memenuhi benih ikan nila.

Saat ini, Dinas Perikanan Karawang sudah memiliki Kampung Nila atau kampung yang mengembangkan budidaya ikan nila di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya. Luasnya tambak budidaya ikan di daerah itu mencapai 250 hektare. Menurut dia, potensi ikan nila cukup bagus, bahkan sentra budidaya ikan Jatiluhur saja tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar, karena cukup tinggi kebutuhannya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menyatakan Program Kampung Perikanan Budi daya bisa menjadi sarana untuk melestarikan berbagai spesies perikanan lokal yang endemik di suatu daerah.

"Program Kampung Perikanan Budi daya bisa melestarikan spesies lokal apabila problem-problem dasar yang dihadapi oleh masyarakat diselesaikan terlebih dahulu," kata Abdul Halim.

Menurut dia, sejumlah permasalahan yang dihadapi masyarakat pembudi daya yang kerap dihadapi antara lain adalah aliran air yang digunakan kerap tercemar oleh limbah industri. Untuk itu, ujar dia, hal tersebut perlu diperhatikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) khususnya oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang memiliki program kampung budi daya.

Ia juga menekankan pentingnya agar bibit spesies perikanan endemik atau lokal dapat tersedia secara mudah di pasaran. Sehingga, bibit mudah diakses oleh masyarakat pembudi daya ikan terutama mereka yang baik berskala tradisional maupun berskala kecil.

Selain itu, kata dia, KKP juga dinilai perlu memaksimalkan peran dan fungsi unit kerja di bawahnya yang terdapat di daerah untuk meningkatkan kolaborasi dengan dinas perikanan di berbagai tingkatan. Hal itu agar apapun problem yang dihadapi seperti penularan penyakit ikan dan penanganannya dapat diselesaikan dengan bersinergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement