REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih memiliki potensi 16 cekungan minyak dan gas (migas) yang bisa dikembangkan. Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar menilai potensial ini perlu dikembangkan secara cepat agar Indonesia tak kehilangan momentum.
Arcandra menilai saat ini gas bumi menjadi komoditas penting apalagi di tengah krisis energi dan target transisi energi menuju net zero carbon. "Kita transisi ini sepakat gunakan gas. Setiap penemuan lapangan gas itu patut kita apresiasi. Harus kembangkan secepat mungkin sebelum masa renewable energy kick in," ujar Arcandra dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Arcandra mengungkapkan, saat ini merupakan momentum tepat untuk mendorong pemanfaatan gas bumi. Bahkan ia memastikan buyer gas juga masih tersedia.
Secara khusus, untuk mendorong infrastruktur, Arcandra menegaskan PGN siap melaksanakan pembangunan infrastruktur yang juga memang merupakan tugas PGN sebagai BUMN. "Dimanapun ada demandnya kita akan bangun infrastrukturnya," tegas Arcandra.
Merujuk catatan Kementerian ESDM, saat ini lebih dari 60 persen produksi gas Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), porsi gas bumi ditargetkan mencapai 24 persen dalam bauran energi nasional 2050. Total, sebanyak 62,39 TSCF cadangan gas tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.