Jumat 19 Aug 2022 07:15 WIB

Ini Alasan Sebenarnya Pesawat Memiliki Jendela

Alasan ada jendela di pesawat ternyata tk seperti yang dikira oleh kebanyakan orang.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Penumpang Southwest Airline duduk di kursi samping jendela pesawat. Jendela di pesawat dibuat dengan tujuan khusus.
Foto: EPA
Penumpang Southwest Airline duduk di kursi samping jendela pesawat. Jendela di pesawat dibuat dengan tujuan khusus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika naik pesawat, ada sebagian penumpang yang sering memesan tempat duduk dekat jendela. Mereka ingin mendapatkan pemandangan terbaik saat lepas landas, sepanjang penerbangan, hingga mendarat.

Sementara itu, banyak juga yang berpikir jendela diperlukan untuk alasan keamanan. Ini karena awak pesawat belum lama ini mengungkapkan bahwa tirai jendela harus tetap terbuka sebagai antisipasi keadaan darurat.

Baca Juga

Sebenarnya, apa alasan pesawat memiliki jendela? Faktanya, alasannya tidak seperti yang Anda pikirkan. 

Jendela pada pesawat murni dibuat untuk kenyamanan penumpang, tidak ada tujuan lainnya. Insinyur perangkat lunak, Shaunak Bhattacharjeee, menjelaskan di Quora bahwa pesawat dirancang dengan mengutamakan keselamatan tanpa mengabaikan kemewahan atau kenyamanan penumpang.

“Tujuan utama memiliki jendela di dalam pesawat tak lain untuk membuat penumpang merasa tidak sesak. Dibutuhkan teknologi dan uang untuk membangunnya," ujarnya, seperti dilansir laman The Sun, Jumat (19/8/2022).

Mantan kapten penerbangan AS, John Cox, mengatakan itu pula alasan ukuran jendela pesawat tidak lebih besar. Ia mengatakan struktur di sekitar jendela lebih berat. 

"Jika Anda melihat pesawat yang dirancang sebagai kapal barang, mereka tidak memiliki jendela," tutur Cox.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement