Jumat 19 Aug 2022 12:14 WIB

50 Ekor Sapi di Peternakan Italia Mati Keracunan

Kekeringan menyebabkan jumlah dhurrin yang sangat besar di dalam tanaman sorgum.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Kebun sorgum. Sebanyak 50 sapi di sebuah peternakan di Italia mati mendadak karena keracunan tanaman sorgum muda.
Foto: Antara
Kebun sorgum. Sebanyak 50 sapi di sebuah peternakan di Italia mati mendadak karena keracunan tanaman sorgum muda.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sebanyak 50 sapi di sebuah peternakan di Italia mati mendadak karena keracunan tanaman sorgum muda. Menurut badan kesejahteraan hewan, Istituto Zooprofilattico Sperimentale (IZS), sapi Piedmont di peternakan di Sommariva del Bosco, dekat Turin, barat laut Italia, mati mendadak karena keracunan asam prussic akut pada 6 Agustus.

Asam ini berasal dari dhurrin, yang secara alami terdapat pada tanaman sorgum muda. Kandungan asam tersebut sebenarnya tidak dalam konsentrasi tinggi seperti yang ditemukan pada sampel yang diambil di lokasi.

Baca Juga

“Kami menduga kekeringan menyebabkan jumlah dhurrin yang sangat besar di dalam tanaman sorgum,” kata dokter hewan di Istituto Zooprofilattico Sperimentale, Stefano Giantin, dilansir Alarabiya, Jumat (19/8/2022).

Dala tanaman yang tumbuh normal, jumlah dhurrin akan lebih rendah saat tanaman tumbuh besar.  Namun kekeringan yang terus berlangsung telah menghambat pertumbuhan tanaman sorgum, sehingga menyebabkan dhurrin terkonsentrasi di dalamnya.

Keracunan asam prussic pada sapi sangat cepat. Gejala keracunan terjadi antara 10-15 menit setelah konsumsi. Sementara kematian terjadi sekitar 15-30 menit kemudian. Keracunan asam prussic menyebabkan gangguan pernapasan, saraf dan otot.

Dhurrin secara alami muncul pada sorgum, terutama pada tunas muda. Dhurrin berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora, tetapi ketika dicerna dhurrin melepaskan asam prussic, atau juga dikenal sebagai hidrogen sianida.

"Tapi biasanya, itu tidak menyebabkan kematian,” kata Giantin.

Dalam sampel yang diambil dari Sommariva del Bosco, konsentrasi dhurrin dalam tunas berada pada tingkat yang sangat tinggi. Menurut Giantin tingginya konsentrasi dhurrin merupakan akibat dari kekeringan yang melanda Italia dan sebagian besar Eropa pada musim panas ini.

Dosis lebih dari 700 mg per kg asam prussic dianggap fatal bagi ternak. Sementara jumlah asam prussic yang ditemukan dalam sapi di peternakan Sommariva memiliki jumlah lebih dari 900 mg per kg.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan sapi yang terkena asam prussic adalah menyuntik mereka dengan natrium tiosulfat, untuk menetralkan hidrogen sianida. Dengan suntikan ini, para ahli dapat menyelamatkan sekitar 30 sapi pada 11 Agustus, ketika tiga peternakan lagi di Piedmont dilanda fenomena yang sama. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement