Jumat 19 Aug 2022 20:21 WIB

Penonton di Asia Tenggara Haus Akan Konten Horor

Genre horor berakar kuat di Asia.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Partner
.
Foto: network /Lintar Satria Zulfikar
.

Potongan gambar adegan film-film horor Asia Tenggara. Sumber: Netflix. 
Potongan gambar adegan film-film horor Asia Tenggara. Sumber: Netflix.

Film-film seram lokal telah mencekam penonton Asia sejak awal terbentuknya banyak industri film lokal, dan kreasi horor penuh inovasi dari Jepang dan Korea Selatan telah membuat penonton dari seluruh dunia ketakutan. Minat akan acara yang dipenuhi rasa takut makin menguat seiring hadirnya gelombang konten horor dari Asia Tenggara.

Di wilayah Asia Pasifik, jumlah acara TV dan film horor yang ditonton di Netflix meningkat 20 persen sejak 2020 sampai 2021. Dalam waktu yang sama, jumlah konten horor yang ditonton di Asia Tenggara bahkan bertambah lebih dari 40 persen. Kisah-kisah horor membuat para penonton terus dicekam rasa takut, termasuk versi baru dari seni menakut-nakuti yang diciptakan oleh pencerita dari Asia Tenggara. Salah satu rilis terbaru adalah School Tales The Series, serial antologi yang menampilkan delapan cerita hantu menyeramkan yang berlatar di sekolah. Dalam pekan pertama perilisannya di Netflix, serial ini berhasil masuk ke 10 Teratas serial TV yang paling banyak ditonton di pasar Asia Tenggara— Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

“Saat saya membaca naskahnya, saya langsung tahu bahwa pengalaman kreatif ini akan sangat menantang ketika ceritanya mengisahkan seputar sesuatu yang tak bisa kita lihat,” ujar Suppapong Udomkaewkanjana, salah satu pemeran dalam School Tales The Series.

Selain kaliber penulisannya, acara ini juga menaikkan standar dalam berbagai aspek. Sutradara Phontharis Chotkijsadarsopon yang menyutradarai episode kelima serial ini (berjudul Guru Tanpa Kepala) menjelaskan, "Penonton akan melihat sebuah serial dengan kualitas yang sama dengan film bioskop, dari segi visual maupun suara. Five Star Production dan Netflix memberi saya kebebasan untuk memasukkan ide-ide saya ke dalam episode ini, dan ini membuat saya mampu menciptakan hantu-hantu yang berbeda. Saya dapat melakukan penyutradaraan saya dengan bebas, dan hasilnya persis seperti yang saya bayangkan.”

Judul-judul horor lain yang paling populer di Asia Tenggara meliputi: season pertama serial zombi Korea Selatan All of Us Are Dead; kisah pembalasan dendam zombi Korea Selatan Kingdom: Ashin of the North; dan film Taiwan Incantation yang mengisahkan seorang ibu yang mencoba menyelamatkan anaknya dari kutukan mematikan.

Sementara penonton Asia Tenggara menyukai cerita horor dari berbagai pasar (film Jerman Blood Red Sky, dan konten Amerika Don’t Breathe 2, Texas Chainsaw Massacre, dan Midnight Mass telah menghasilkan jumlah jam ditonton yang luar biasa banyak di wilayah ini), mereka tentu saja merupakan konsumen setia cerita-cerita yang berasal dari budaya mereka sendiri.

Di Indonesia misalnya, Perempuan Tanah Jahanam, film horor lokal yang banyak mendapat pujian dan diarahkan oleh sutradara Joko Anwar, merupakan salah satu judul horor yang paling populer. Hal yang sama juga terjadi pada The Ancestral di Vietnam, dan dua sekuel film berseri Pee Nak serta The Medium di Thailand. Semua cerita itu terinspirasi oleh cerita rakyat dan budaya setempat di masing-masing negara tersebut.

Film-film horor Asia Tenggara juga terdengar gaungnya hingga ke luar negara asal masing-masing film. Di luar Thailand, The Medium mendominasi peringkat film 10 Teratas di Singapura dan Korea Selatan ketika dirilis di Netflix tahun 2021. Film Thailand lainnya, The Whole Truth, mendominasi peringkat film non-bahasa Inggris 10 Teratas Global selama lima pekan berturut-turut setelah dirilis bulan Desember 2021, dan sempat menjadi film non-bahasa Inggris paling populer di seluruh dunia.

“Ada misteri konstan yang terus membuat Anda menebak-nebak,” ujar sutradara The Whole Truth, Wisit Sasanatieng, mengenai film ini yang mengisahkan dua bersaudara yang tak sengaja menemukan lubang aneh di dinding rumah kakek nenek mereka. "Ini juga mengangkat tema seperti isu sosial, kesenjangan generasi, dan rahasia kelam yang terpendam. Ada sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang tak ingin mereka ungkapkan kepada keluarga mereka."

Sutatta Udomsilp yang memerankan salah satu saudara dalam The Whole Truth menambahkan, “Ini adalah cerita yang berbeda. Ini memiliki lebih banyak dimensi daripada film horor lain yang ingin membuat Anda ketakutan. Film ini adalah drama keluarga, sekaligus horor dan ketegangan. Anda bisa beranggapan bahwa ini bukan jenis film yang sering Anda tonton."

Itu mungkin merangkum daya tarik unik film horor Asia Tenggara. Lihat lebih banyak film seram dengan dimensi dan unsur mendalam dari wilayah ini, termasuk film Indonesia Sebelum Iblis Menjemput, film Vietnam The Guardian, film Malaysia Roh, Dendam Pontianak, dan Munafik 1dan 2, serta film Filipina Eerie dan Bliss.

Dan tentu saja jangan lewatkan School Tales The Series, yang juga menunjukkan kemampuan horor Asia Tenggara untuk membuat Anda ketakutan dengan mencapai titik di luar ketegangan teror yang mendalam. “Setiap karakter memiliki cerita,” ujar aktor Pattadon Janngeon yang tampil dalam episode ketujuh serial ini, berjudul Curse (Kutukan). "Semua karakternya menarik, bahkan para hantunya. Menurut saya acara ini istimewa. Ini tidak sekadar tentang hantu dan kengerian.”

Dan seperti yang disampaikan oleh sutradara Chotkijsadarsopon, “Streaming acara ini di Netflix menjadi peluang bagus bagi serial horor Thailand untuk menakut-nakuti penonton di seluruh dunia dengan cara-cara yang berbeda."

Advertisement