REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyebutkan penghargaanInternational Rice Research Institute (IRRI) kepada Indonesia sebagai negara yang berhasil swasembada beras adalah pencapaian yang membanggakan bagi petani.
"Ada kebanggaan dapat memberikan sesuatu untuk bangsa," kata Sekjen HKTI Sadar Subagyo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (19/8/2022).
HKTI mengapresiasi upaya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menggiatkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mendukung kemajuan sektor pertanian. "Prestasi beliau dalam mengadakan KUR bagus," katanya.
HKTI memberikan beberapa masukan bagi pemerintah agar konsisten meningkatkan produksi beras sehingga mampu mempertahankan prestasi yang didapat dari IRRI. Yakni membatasi laju konversi sawah dengan menerapkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, membuka lahan-lahan sawah baru atau ekstensifikasi, melakukan penyehatan lahan sawah di Jawa dengan pemberian pupuk yang berimbang antara organik, kimia dan hayati.
"Lalu, melakukan tata ulang business process padi, sehingga memberikan keuntungan memadai untuk petani," katanya.
Dari segi kebijakan pertanian, Sadar berharap petani mendapatkan subsidi harga gabah agar bisa menikmati hasil yang lebih menguntungkan. "Lebih baik lagi biaya subsidi pupuk (input) dialihkan untuk subsidi harga gabah (output), sehingga petani dapat memperoleh net profit minimal 30 persen," kata Sadar.
Sebelumnya, IRRI menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022). Menteri Pertanian jugamengatakan penghargaan dari IRRI secara khusus diperuntukkan bagi petani Indonesia.