Sabtu 20 Aug 2022 09:00 WIB

Ini yang Dilakukan Rasulullah Saat Menjenguk Orang Sakit

Rasulullah menjadi orang yang pertama menjenguk jika ada sahabatnya yang sakit.

Rasulullah
Foto: Pixabay
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat menjenguk, biasanya yang dilakukan Rasulullah adalah mendekati orang yang sakit dan duduk di dekat kepalanya. Beliau pun menanyakan keadaan orang yang sakit, mengusap kepalanya sambil berdoa. “Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, sembuhkanlah penyakit ini. Tidak ada yang bisa menyembuhkannya selain Engkau! Sembuhkanlah hamba-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh dengan penyembuhan yang tidak meninggalkan bekas.”

Begitu juga ketika suatu hari Rasulullah menjenguk Sa'ad bin Abi Waqqash, Rasulullah SAW memanjatkan doa sebanyak tiga kali. “Ya Allah! Sembuhkanlah Sa'ad, Ya Allah! Sembuhkanlah Sa'ad, Ya Allah! Sembuhkanlah Sa'ad.”

Baca Juga

Beliau juga datang tidak dengan tangan kosong. Beliau akan membawakan sesuatu yang disukai oleh orang yang sakit. Atau Rasullullah juga datang terlebih dahulu, kemudian Beliau menanyakan langsung pada orang tersebut, “Apakah kamu menghendaki sesuatu?” Jika kemudian Rasulullah mendapati apa yang disenangi yang juga tidak membahayakan bagi kesehatan orang sakit, ia akan segera menghadirkannya atau mengutus sahabatnya.

Rasulullah tidak pernah mengkhususkan waktu tertentu untuk menjenguk orang yang sakit. Bila pagi hari datang menjenguk, datanglah. Bila sore hari menjenguk maka datanglah. Niscaya, berkah Allah akan selalu menyelimuti orang tersebut.

Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim menjenguk orang musim di pagi hari sehingga 70 ribu malaikat akan berdoa untuknya sampai sore hari. Dan jika dia menjenguk di sore hari, 70 ribu malaikat akan berdoa untuknya hingga pagi hari. Dan dia akan memetik buahnya di surga.”

Rasulullah sangat menganjurkan orang yang datang menjenguk untuk memberikan nasihat pada yang sakit. Nasihat tersebut bisa dengan menghiburnya seraya memberikan kabar gembira atau pujian serta doa panjang umur. Beliau sangat menganjurkan untuk memberikan semangat hidup kepada yang sakit.

Kendatipun hal itu tidak mengubah apa-apa, setidaknya akan memberikan dukungan dan hiburan untuk jiwa yang sakit. Nasihat yang lain, bila orang yang sakit terus merintih akan penyakitnya atau mengeluh tiada henti, Rasulullah akan menasihatinya dengan berkata, “Wahai Saudaraku! Bersabarlah … bersabarlah sampai kamu keluar dari dosa-dosamu.”

sumber : Dialog Jumat
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement