Sabtu 20 Aug 2022 09:20 WIB

Jika Ibu Kalian Memanggil, Maka Jawablah dan Dekatilah

Rasulullah SAW menyebut berbaktilah kepada ibumu hingga tiga kali baru kepada ayahmu

Ilustrasi Ibu dan anak
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ibu dan anak

REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari ada seorang pemuda yang begitu rajin beribadah bernama Diyab. Kesalehan dan ketaatannya dalam beribadah terkenal luas dan menjadi perbincangan masyarakat.

Diyab seorang pemuda yang menghabiskan waktunya hanya untuk memuji Allah SWT dan mencari rahmat-Nya. Ia tidak pernah meninggalkan ibadah-ibadah wajibnya juga senantiasa menjalankan ibadah sunah.

Baca Juga

Suatu ketika, ibunda Diyab datang berkunjung ke rumahnya. Setelah mengucapkan salam, sang bunda lantas memanggil nama anaknya. “Diyab, keluarlah dan temui ibu, Nak!” panggil ibu Diyab.

Kebetulan, Diyab baru saja memulai shalatnya. Mendengar panggilan sang ibu, Diyab galau dan bingung. “Ya Allah, bagaimana ini? Mana yang harus aku dahulukan? Memenuhi panggilan ibunda atau meneruskan shalatku hingga selesai?'' begitu Diyab membatin.

Namun, keputusan yang diambil adalah meneruskan shalatnya. Ia mengabaikan panggilan ibunya. Karena tidak ada sahutan dari Diyab, sang ibu pun pulang dengan perasaan kecewa.

Keesokan harinya, saat Diyab melakukan shalat Zhuhur, ibu Diyab kembali mendatangi rumah anaknya. Ia pun memanggil-manggil Diyab karena ingin berjumpa dengan putra kesayangannya itu.

Dengan kerinduan yang memuncak di dada, ibunda terus memanggil Diyab dan memintanya keluar rumah. Namun, kembali tak terdengar jawaban sepatah kata pun dari Diyab. Diyab tetap pada pendiriannya, yakni menyelesaikan shalat terlebih dahulu. Dengan langkah gontai, ibunda Diyab kembali pulang.

Karena kembali gagal menemui anaknya, padahal hatinya dipenuhi kerinduan ingin berjumpa putranya, ibu yang kecewa itupun berdoa. Dalam doanya ia bermohon: “Ya Allah, berilah pelajaran pada Diyab. Sungguh terluka hati ini dia tidak memenuhi panggilanku.”

Tak disangka-sangka, keesokan harinya seorang wanita telah melahirkan seorang bayi dan mengaku itu adalah anak Diyab. Wanita itu mengatakan kepada masyarakat bani Israil, “Bayi ini adalah anak Diyab!”

Sontak saja, pengakuan wanita itu memancing amarah masyarakat. Kemudian, berbondong-bondong masyarakat itu menuju tempat Diyab beribadah. Diyab kaget menemukan begitu banyak warga mendatangi tampatnya. ''Apa yang mendorong kalian berbuat seperti ini?”

Warga marah pada Diyab dan merobohkan tempat ibadahnya. Namun, Diyab masih meminta izin untuk mengerjakan shalat sejenak. Permintaan itu dikabulkan.

Selesai mengerjakan shalat, Diyab menghampiri bayi itu dan bertanya, “Hai, Nak, siapakah sebenarnya ayahmu?” Kemudian atas kehendak Allah, bayi tersebut menjawab, “Aku adalah anak Fulan penggembala ternak itu.''

Mendengar keajaiban tersebut, orang-orang bani Israil menghampiri Diyab seraya meminta maaf. Mereka juga berjanji akan membangun kembali tempat ibadah Diyab, bahkan dengan lapisan emas. Namun, dengan tegas Diyab menolak. Diyab hanya meminta dibangunkan kembali sebagaimana dulu tempat ibadah itu berdiri.

Setelah urusan tersebut selesai, Diyab merenung. Memikirkan apa yang tiba-tiba menimpanya. Lantas ia mengingat pernah berkali-kali tidak mendekati ibunya saat namanya dipanggil. Karena hal kecil itu, kemudian Allah memberikannya sebuah peringatan. Dengan bergegas Diyab segera mengunjungi rumah ibunya seraya meminta maaf atas perbuatan yang telah melukai hati ibunya itu.

Dari Abu Huraira RA dia berkata, seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?” Rasulullah SAW menjawab, “Ibumu!” Orang tersebut kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah SAW menjawab, “Ibumu!” Orang tersebut kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab, “Ibumu!” Orang tersebut kembali bertanya, “Lantas siapa lagi, ya Rasulullah SAW?” Rasulullah SAW menjawab, “Kemudian Ayahmu.” (HR Bukhari Muslim)

 

Pelajaran dari kisah ini adalah, mulai dari sekarang, jika ibu kalian memanggil, maka menjawablah dan dekatilah ibumu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement