REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas kesehatan Kota Beijingmenemukan 29 penumpang kereta api dari Lhasa, Tibet, terbukti positif COVID-19 berdasarkan hasil tespada Jumat (19/8/2022). Kereta tersebut tiba di Beijing pada Rabu, setelah melakukan perjalanan sejauh 3.700 kilometer dari Lhasa, ibu kota Daerah Otonomi Tibet, China barat daya, sejak Senin.
Selama 40 jam perjalanan, kereta tersebut singgah di 10 stasiun yang tersebar di lima provinsi:Qinghai, Gansu, Ningxia, Shanxi, dan Hebei. Semua penumpang yang positif itu turun di Beijing, kata otoritas pengendalian dan pencegahan COVID-19 setempat seperti dikutip media lokal, Sabtu (20/8/2022).
Dua penumpang dari Beijing yang positif COVID-19 diketahui tinggal di Distrik Shunyi dan Distrik Daxing. Penumpang yang tinggal di Shunyimenaiki kereta itu dari Stasiun Xining, Provinsi Qinghai, pada Selasa lalu, dan turun di Stasiun Shijiazhuang, Provinsi Hebei.
Penumpang itu lalu meneruskan perjalanannya ke Handan, Hebei, sebelum tiba di Beijing. Penumpang yang tinggal di Daxing juga berangkat dari Stasiun Xining, tetapi langsung menuju Beijing tanpa transit.
"Para penumpang kereta sangat berisiko tertular karena waktu tempuh yang lama dan bertemu banyak orang dalam ruang yang sempit," kata Deputi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kota Beijing Liu Xiaofeng.
Sampai saat ini Beijing masih menerapkan kewajiban menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 dalam 72 jam terakhir sebelum memasuki fasilitas publik dan menggunakan kendaraan umum, termasuk kereta api.