REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA – Yunani berencana memperpanjang pagar perbatasannya di Sungai Evros sejauh 80 kilometer. Hal itu dilakukan untuk lebih mengamankan perbatasannya dengan Turki.
“Kami tidak bisa berbicara tentang Eropa yang tertutup, tapi kami juga tidak dapat memiliki Eropa di mana para penyelunduplah yang memutuskan siapa yang masuk,” kata Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarakis, dilaporkan Greek Reporter, Sabtu (20/8/2022).
Menurut dia, Sungai Evros kerap digunakan para penyelundup untuk memasukkan migran ilegal. Hal itu karena patroli rutin selalu digelar di Laut Aegea. “Para penyelundup menemukan rute lain, menggunakan pulau-pulau kecil Evros secara paralel,” ucapnya.
Yunani dilaporkan telah mengajukan permohonan dana ke Komisi Eropa untuk membiayai proyek perpanjangan pagar perbatasan. Uni Eropa diperkirakan tidak akan mengabulkan permintaan dana tersebut. Namun Pemerintah Yunani sudah menegaskan akan tetap melanjutkan proyek itu.
Evros memang telah menjadi rute penting ke wilayah Yunani. Menurut Greek Reporter, kepolisian Hellenic sudah menangkap 312 dari 386 pelaku perdagangan manusia di wilayah itu tahun ini. Dari 312 yang tertangkap, 219 di antaranya dibekuk antara Mei hingga Juli.
Perbatasan antara Turki dan Yunani di Evros panjangnya sekitar 180 kilometer. Saat ini, pagar perbatasan yang berada di wilayah itu hanya sepanjang 38 kilometer. Sebagian besar pagar, yakni sekitar 27 kilometer, dibangun pada 2021.
Pada 2016, Turki dan Uni Eropa menandatangani perjanjian perihal penanganan gelombang migran. Turki sepakat membendung para migran atau pengungsi yang hendak memasuki Eropa melalui Yunani. Sebagai imbalan, Uni Eropa memasok dana 6 miliar euro untuk mendukung layanan terkait pengungsi yang dijalankan Turki. Dari 5 juta pengungsi yang kini ditampung Turki, hampir 4 juta di antaranya berasal dari Suriah.