Sabtu 20 Aug 2022 21:23 WIB

Cacar Monyet Bisa 'Hidup' di Benda Mati, Begini Cara Penularannya ke Manusia

Dengan virus yang bisa bertahan di benda, seberapa mudah itu menular ke manusia?

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Penularan cacar monyet dari benda mati yang terkontaminasi ke manusia. (ILUSTRASI)
Foto: www.freepik.com
Penularan cacar monyet dari benda mati yang terkontaminasi ke manusia. (ILUSTRASI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Monkeypox atau cacar monyet adalah infeksi langka yang paling sering ditemukan di Afrika barat atau tengah. Inggris adalah negara pertama, di luar daerah endemik Afrika, yang mengalami wabah itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan virus ini berbeda dari Covid-19 karena dapat ditularkan dari orang ke orang melalui benda, kain, atau permukaan yang terkontaminasi. CDC menyebut, cacar monyet seperti virus cacar lainnya, dapat hidup di kain, permukaan, atau benda hingga 15 hari, terutama di lingkungan yang sejuk atau dengan kelembapan rendah.

Baca Juga

Dengan virus yang bisa bertahan di permukaan, seberapa mudah virus itu bisa menular ke manusia? Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Eurosurveillance, peneliti menganalisis kontaminasi permukaan di kamar rumah sakit yang ditempati oleh pasien yang terinfeksi cacar monyet.

Studi ini melihat bagaimana virus muncul di permukaan yang berbeda di seluruh ruangan dan seberapa mudah itu ditularkan. Ditemukan bahwa semua permukaan yang disentuh langsung oleh tangan pasien menunjukkan kontaminasi virus, dengan jejak tertinggi terdeteksi di kamar mandi.

“Demikian pula, viral load yang tinggi terdeteksi di kursi toilet. Kain yang banyak digunakan oleh pasien juga menunjukkan kontaminasi virus,” kata studi itu dilansir Mirror, Sabtu (20/8/2022).

Peneliti juga menemukan, sarung tangan kanan peneliti langsung terkontaminasi setelah menangani kain dari ruangan yang terkontaminasi. Penelitian menyimpulkan bahwa permukaan yang terkontaminasi dengan viral load seperti itu atau lebih tinggi, maka berpotensi menularkan dan tidak dapat. Kontak jejak virus dengan kulit atau selaput lendir yang rusak, dapat mengakibatkan penularan.

“Mereka yang tinggal di rumah yang sama dengan individu yang terkena dampak harus diberi tahu bahwa, selain menghindari kontak fisik yang dekat, disinfeksi permukaan yang bersentuhan dengan kulit dan tangan mungkin berguna untuk mencegah penularan,” ujar penelitian itu.

Penyebab utama penularan cacar monyet adalah dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan ruam menular, koreng, atau cairan tubuh. Virus ini diketahui menular melalui tetesan pernapasan ketika ada kontak langsung. Virus juga dapat menyebar melalui sekresi pernapasan selama kontak tatap muka yang berkepanjangan, atau selama kontak fisik yang intim seperti berciuman, berpelukan, atau berhubungan seks.

“Sebagian besar infeksi tampaknya terjadi dari kontak langsung orang ke orang. Bukan tidak mungkin untuk terinfeksi melalui apa yang disebut transmisi penggerak fomite,” kata profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, Sumit Chanda.

Chandra menjelaskan bagaimana ada laporan tentang seseorang yang tidur di tempat tidur dan terkena cacar monyet, dan ini disebabkan transmisi fomite drive yang secara aktif mereplikasi cacar. Bagi mereka yang khawatir tentang benda sehari-hari di rumah yang berpotensi membawa virus, Chandra mengatakan orang-orang tak perlu waspada jika tidak berada di sekitar orang yang terinfeksi.

"Sebagian besar penularan akan melalui kontak yang sangat dekat dan sering kali intim dengan seseorang, dan bukan jenis peristiwa penularan biasa,” ujar Chanda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement