Ahad 21 Aug 2022 06:41 WIB

Tenang, PCR Cacar Monyet tidak Dicolok Dihidung

Kemenkes siapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan monkeypox.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR Covid-19 melalui hidung. Untuk cacar monyet, PCR dilakukan dengan mengusap ruam di tubuh.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR Covid-19 melalui hidung. Untuk cacar monyet, PCR dilakukan dengan mengusap ruam di tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox atau cacar monyet. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril mengatakan, Kemenkes sudah menyiapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan monkeypox.

Pemeriksaan dilakukan manakala ada kecurigaan monkeypox. Ia menjelaskan, pemeriksaan PCR untuk monkeypox ini berbeda dengan pemeriksaan PCR Covid-19.

Baca Juga

"PCR monkeypox dilakukan dengan swab pada ruam-ruam yang ada di tubuh pasien," ujar dr Syahril dalam keterangan pers, Sabtu (20/8/2022).

Pengidap cacar monyet di Indonesia adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis sebelum tertular. Pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022.

Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien masuk ke salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada tanggal 18 Agustus dan hasil test PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus.

Saat ini, pemeriksaan PCR untuk monkeypox baru bisa dilakukan di dua tempat, yakni di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes dan laboratorium Institut Pertanian Bogor. Saat ini, sambung Syahril, sedang dalam proses penambahan 10 laboratorium yang ditingkatkan untuk melakukan pemeriksaan PCR tersebut.

"Ada pula beberapa rumah sakit yang sudah bisa melakukan PCR," ujar Syahril

Syahril melanjutkan, pasien monkeypox tidak memerlukan ruang isolasi sebagaimana pasien Covid-19. Ruang isolasi untuk pasien Covid-19 memerlukan tekanan negatif, sementara untuk pasien monkeypox ruang isolasi tersebut tidak diperlukan.

Terapi perawatan klinis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Pasien harus diberi cairan obat dan makanan untuk mempertahankan gizi yang memadai.

Infeksi bakteri sekunder harus diobati sesuai indikasi. Antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat yang dikembangkan untuk cacar dilisensikan oleh European Medicines Agency (EMA) untuk monkeypox pada tahun 2022 berdasarkan data pada penelitian pada hewan dan manusia.

Tecovirimat belum tersedia secara luas. Jika digunakan untuk perawatan pasien, tecovirimat idealnya harus dipantau dalam konteks penelitian klinis dengan pengumpulan data prospektif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement