Ahad 21 Aug 2022 08:39 WIB

Deteksi Monkeypox, PB IDI Intensifkan Koordinasi Lintas Daerah 

Cegah monkeypox, masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan ketat.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. PB IDI mengintensifkan koordinasi lintas daerah dalam upaya deteksi dini penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Foto: Pixabay
Ilustrasi. PB IDI mengintensifkan koordinasi lintas daerah dalam upaya deteksi dini penyakit cacar monyet atau monkeypox.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengintensifkan koordinasi lintas daerah dalam upaya deteksi dini penyakit cacar monyet atau monkeypox. Kasus perdana monkeypox atau cacar monyet dialami seorang warga di DKI Jakarta.

"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada dan segera melaporkan pada dinas kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (21/8/2022) pagi.

Baca Juga

Menurut Adib, PB IDI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI dan dinas kesehatan di seluruh daerah, serta IDI wilayah dan IDI cabang mengenai kewaspadaan penyakit tersebut. Adib juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sekaligus waspada terhadap temuan kasus perdana penyakit cacar monyet di Indonesia.

Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI dr Hanny Nilasari mengingatkan bahwa meski sudah ada kelonggaran kegiatan di berbagai tempat, masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan secara ketat, serta lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). "Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat," katanya.

Pada Sabtu (20/8/2022), Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengumumkan adanya kasus terkonfirmasi cacar monyet pertama di Indonesia yaitu seorang laki-laki berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta. Pasien tersebut terkonfirmasi positif berdasarkan pemeriksaan sampel PCR terhadap lesi di bagian kulit yang mengalami memar pada Jumat (19/8/2022) malam.

Pasien merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuh. "Ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," katanya.

Kemenkes mengapresiasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang merespons cepat ketika ada pasien bergejala cacar monyet dengan melakukan pemeriksaan PCR untuk memastikan penyakit yang diderita. Syahril juga menjelaskan pasien hanya memiliki gejala ringan dan tidak perlu dirawat di ruang isolasi, tapi hanya melakukan isolasi mandiri di rumah.

Berdasarkan hasil temuan itu, Kemenkes bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pelacakan kontak erat terhadap pasien tersebut. Kemenkes menginformasikan hingga saat ini sudah 23 kasus suspect cacar monyet yang ditangani. Dari jumlah tersebut, 22 orang dinyatakan negatif cacar monyet melalui pemeriksaan PCR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement